
Peluangnews, Jakarta – Himpunan Pengembangan Jalan Indonesia (HPJI) melalui Bidang II
(Investasi dan Pembiayaan Jalan) didukung oleh PT Jasa Marga bekerja sama dengan
PT Hutama Karya menggelar acara Seminar Nasional dan Kunjungan Proyek dengan
tema “Pembiayaan Kreatif dan Berkelanjutan Pembangunan Jalan di Indonesia”. Acara
diadakan hybrid, secara luring bertempat di Jasamarga Tollroad Command Center
(JMTC) dan secara daring pada Rabu (08/11).
Acara ini digelar dengan tujuan untuk meningkatkan pemahaman bagi para profesional di bidang jalan, masyarakat secara umum dan anggota HPJI khususnya mengenai
investasi dan pembiayaan jalan yang berkelanjutan di Indonesia. Seminar ini menjadi
sarana bagi peserta untuk diikutkan dalam proses Pengembangan Kompetensi
Berkelanjutan (PKB). Kegiatan seminar ini dirancang dilaksanakan secara berkala
dengan mengikutsertakan profesional dan akademisi terkait bidang investasi dan
pembiayaan jalan.
Turut hadir dalam Seminar Nasional, Direktur Jenderal (Dirjen) Bina MargaKementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekaligus Ketua HPJI Hedy Rahadian,
Asisten Deputi Bidang Jasa Infrastruktur Kementerian BUMN Nora Osloi Sinaga, Ketua
Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Taufik Wijoyono, Direktur Utama Jasa Marga
sekaligus Ketua Bidang II Dewan Pengurus Pusat (DPP) HPJI Subakti Syukur, Sekretaris
Umum DPP HPJI Heddy R. Agah serta jajaran pengurus HPJI.
Hadir sebagai narasumber dalam Seminar Nasional ini di antaranya yaitu Dekan Fakultas
Ilmu Administrasi Universitas Indonesia Prof Chandra Wijaya, Direktur Jenderal
Pembiayaan Infrastruktur PU dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna,
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PT Hutama Karya (Persero) Eka Setya Adrianto
yang difasilitasi oleh Sekretaris Badan Pengatur Jalan Tol Kementerian PUPR Apri Artoto
sebagai moderator.
Direktur Utama Jasa Marga sekaligus Ketua Bidang II DPP HPJI Subakti Syukur dalam
opening speech menyampaikan bahwa kegiatan yang diinisiasi oleh Bidang II DPPHPJI
ini dapat meningkatkan wawasan anggota maupun stakeholder HPJI mengenai
pengembangan investasi dan pembiayaan jalan di Indonesia.
Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, Chandra Wijaya dalam
materinya “Investasi & Pembiayaan Jalan yang Kreatif dan Berkelanjutan” menjelaskan
bahwa insfrastruktur jalan di Indonesia merupakan aspek penting yang menciptakan
multiplier effect. Sehingga diperlukan konsep investasi dan pembiayaan infrastruktur
jalan yang kreatif dan berkelanjutan dimana skema pembiayaan dapat bersumber dari
dana swasta maupun dana dari para pemangku kepentingan non pemerintah yang dapat
dikombinasikan dengan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) maupun Barang Milik Negara (BMN) dan memperhatikan prinsip
keberlanjutan yaitu aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.
“Untuk memenuhi investment gap yang saat ini terjadi di Indonesia, tentu diperlukan
investasi untuk dialokasikan dalam pembangunan, pemeliharaan hingga perbaikan
infrastruktur jalan. Dalam prinsip investasi dikenal kriteria risk dan return, sehingga baik
infrastruktur jalan maupun jalan tol harus memenuhi kriteria agar menjadi peluang
investasi yang menjanjikan,” jelasnya.
Sementara itu dalam materinya “Kebijakan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan
Jembatan”, Direktur Jenderal Pembiayaan Infrastruktur PU dan Perumahan Kementerian
PUPR Herry Trisaputra Zuna menjelaskan, skema KPBU telah umum digunakan dan
mengalami berbagai perkembangan yang difokuskan pada tipe risiko baik dari sisi
Pemerintah maupun BUJT. Reformasi skema KPBU pada sektor bidang PUPR tentu
diperlukan diantaranya untuk meningkatkan porsi KPBU dalam Kerangka Pendanaan
Proyek PUPR, menurunkan funding gap kebutuhan investasi infrastruktur hingga untuk
mencapai Target Infrastruktur Indonesia Emas 2045.
“Untuk itulah kami menggagas Three Bold Actions yaitu yang pertama, Fast Track KPBU,
kami transformasi durasi pelaksanaan tahap penyiapan KPBU yang sebelumnya
mencapai 1,5-2,5 tahun menjadi 6 bulan dan tahap transaksi KPBU yang sebelumnya 1-
1,5 tahun menjadi hanya 3 bulan. Yang kedua yaitu, Investment Under Certainty untuk
membuat investor nyaman dengan kita, di antaranya dengan melakukan perluasan
penjaminan proyek, implementasi inovasi dukungan serta penyiapan pipeline hingga 100
proyek KPBU. Yang ketiga, yaitu Integrated & ESG-Based PPP untuk menciptakan
keterpaduan dan mempromosikan infrastruktur berkelanjutan untuk memberi manfaat
yang lebih luas,” ujar Herry.
Selanjutnya, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PT Hutama Karya (Persero), Eka
Setya Adrianto yang menyampaikan materi terakhir tentang ”Pembiayaan Jalan Tol Trans
Sumatera” menjelaskan mengenai penyediaan infrastruktur jalan, khususnya Jalan Tol