Peluang News, Jakarta – Perusahaan ritel global yang berbasis di Inggris Marks and Spencer melaporkan telah terjadi serangan siber terhadap perusahaan itu yang mengakibatkan hilangnya sejumlah data pribadi pelanggan.
Kantor berita Reuters pada Rabu (13/5) mengungkapkan serangan siber terhadap Marks and Spencer telah melumpuhkan kegiatan operasi daring Perusahaan itu selama lebih dari tiga pekan.
Peritel dengan merek M&S itu telah berhenti menerima pesanan online sejak tanggal 25 April, dan harga sahamnya telah jatuh hingga 15% sejak akhir pekan Paskah, ketika serangan siber telah mengakibatkan masalah dalam melayani pesanan online dimulai.
Perusahaan tersebut, yang 1.000 tokonya masih buka, dilaporkan telah menjadi korban serangan ransomware. Serangan itu membuat hacker berhasil menyusup ke sistem komputer perusahaan, mengenkripsinya, dan meminta pembayaran sebelum mengizinkan mereka untuk mengambil alih kendali.
M&S mengatakan bahwa beberapa detail pelanggan telah diambil akibat insiden tersebut. Tetapi manajemen Perusahaan itu menjamin tidak ada data detail transaksi pembayaran yang berhasil dicuri oleh hacker.
“Yang terpenting, data tersebut tidak mencakup detail pembayaran atau kartu yang dapat digunakan, yang tidak kami simpan di sistem kami, dan tidak termasuk kata sandi akun apa pun,” kata M&S dalam pernyataannya.
Perusahaan tersebut menginformasikan kepada pelanggannya agar tidak perlu mengambil tindakan apa pun dan mengatakan bahwa pekerjaan terus dilakukan untuk mengembalikan operasi ke keadaan normal.
Manajemen M&S mengatakan telah mengambil langkah-langkah untuk melindungi sistemnya, sambil bekerja sama dengan para ahli keamanan siber, penegak hukum, dan lembaga pemerintah.
Sampai sejauh ini, M&S tidak bersedia mengungkapkan dampak finansial akibat insiden ini yang terus bertambah setiap harinya karena kehilangan momentum penjualan koleksi busana musim semi.
Sekadar catatan, sekitar sepertiga dari penjualan pakaian dan perlengkapan rumah tangga M&S berasal dari penjualan secara daring.
Tidak disebutkan dari negara mana saja data pelanggan M&S yang berhasil diambil oleh para hacker.