
Peluang News, Jakarta – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan, dirinya bertekad mewujudkan pemerintahan yang bersih dan bebas dari penyelewengan.
Dalam hal ini, ia menekankan bahwa dirinya tak akan segan-segan untuk bertindak tegas terhadap siapa pun yang mencoba menghalangi kebijakan yang pro-rakyat.
Selain itu, ia juga memberikan peringatan kepada para pejabat negara dan aparat pemerintah yang tidak mau mengikuti arah kebijakan pemerintahannya yang pro-rakyat.
Terlebih, mantan Menteri Pertahanan (Menhan) itu mengaku telah memberikan waktu dan peringatan yang cukup kepada seluruh jajarannya.
“Oleh karena itu, saya mengajak semua rekan-rekan dalam pemerintahan, dalam kabinet Merah Putih agar kita harus berani, berani mengoreksi diri, berani membangun suatu pemerintahan ke depan yang bersih, pemerintah yang bebas dari penyelewengan dan dari korupsi. Itu adalah tekad kami,” ucap Prabowo.
“Apalagi, di 100 hari pertama ini saya sudah beri istilahnya peringatan berkali-kali, sekarang siapa yang bandel, siapa yang dableg, siapa yang tidak mau ikut dengan aliran besar ini, tuntutan rakyat pemerintahan yang bersih, siapa yang tidak patuh, pasti akan saya tindak,” sambungnya.
Secara tegas, ia kembali menekankan bahwa dirinya tidak akan segan-segan menyingkirkan siapa pun yang tidak mau bekerja untuk rakyat.
“Saya pernah menyampaikan seluruh aparat, seluruh institusi, bersihkan dirimu sebelum kau dibersihkan. Dan saya ingatkan semua aparat kesetiaanmu adalah kepada bangsa, negara, dan rakyat Indonesia,” ujar Prabowo.
“Jadi ya yang tidak mau bekerja benar-benar untuk rakyat, ya akan saya singkirkan,” imbuhnya.
Sementara itu, Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menanggapi pernyataan tersebut dan mengatakan, Presiden Prabowo memiliki hak prerogatif untuk mengevaluasi kinerja dari seluruh jajarannya.
“Pak Prabowo sebagai presiden tentunya paling mengerti tentang menteri atau pembantu-pembantunya, yang bisa mengimbangi kerja dan menunaikan janji kampanye,” kata Dasco.
Tak hanya itu, ia menilai bahwa evaluasi 100 hari kerja ini merupakan momen penting bagi presiden untuk menilai apakah para menterinya telah bekerja secara maksimal atau tidak.
“Dalam evaluasi 100 hari, presiden pasti yang paling merasakan apakah pembantunya sudah maksimal atau tidak dalam menjalankan tugas-tugasnya,” kata Dasco.
“Jadi ya saya pikir Pak Prabowo itu orangnya terbuka. Kalau beliau sudah bicara terbuka, artinya itu adalah warning kepada para menteri untuk melakukan evaluasi internal di kementerian masing-masing,” tambahnya.