hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Terdampak Pandemi, Padahal Lampu Daur Ulang Basocraft Sudah Tembus Pasar Malaysia

MAKASSAR—Pandemi Covid-19 tidak membuat Andi Baso Achmad Palingrungi putus asa. Bisnis kerajinan tempat lampu daur ulangnya terimbas hingga produksinya menurun.  Padahal pembuatan kerajinan ini ikut memberdayakan penyandang disabilitas, pemulung,  penderita kusta hingga memberi bekal bagi narapidana yang  berada di lapas.

“Saya masih menjalankan usaha pembuatan kerajinan daur ulang sampah dari karung gono, jaring-jaring nelayan, botol-botol bekas, akar kayu dan sebagainya. Tetapi jumlah produksinya terbatas,” ujar owner dari Basocraft ini ketika dihubungi Peluang, Senin (1/3/21).

Sebelum pandemi basocraft mampu memperoduksi sekitar 90 jenis kerajinan dengan harga berkisar dari Rp 10 ribu hingga Rp 10 juta, bahkan lebih. Lampu-lampu daur ulang tersebut mampu menembus pasar hingga Malaysia, selain dipesan oleh hotel-hotel di Makassar karena bentuknya yang unik.

“Kalau dulu saya bisa meraup omzet sekitar Rp12 hingga 13 juta per bulan, kini hanya beberapa juta. Untuk mensiasatinya saya membuka usaha pangkas rambut,” ungkapnya, seraya mengatakan kegiatan melatih narapidana masih tetap dilakukannya.

Peraih penghargaan Juara 1 kategori Mitra Unggulan Pemberdayaan Masyarakat di ajang Pertamina Award 2015 ini memulai pelatihan tersebut sejak 2010 dan hingga kini sudah ada ribuan anak didik yang telah dilatihnya untuk mandiri.

“Saya sudah lama tidak lagi dibina Pertamina. Mungkin karena menajemennya sering berganti. Mudah-mudahan Basocraft kembali diperhatikan karena banyak kaum marjinal yang membutuhkan uluran tangan melalui cara pemberdayaan ini,” tutupnya (Van).

pasang iklan di sini