Ini jenis olah raga yang kelihatannya asyik, tapi praktiknya tak mudah. Lupakan jika anda fobia ketinggian (acrophobia). Pencinta olah raga lumayan mahal ini memang tak banyak. Hebatnya, Indonesia punya satu lokasi take off paralayang terbaik di dunia.
BERMINAT terbang dengan parasut sendiri? Belum pernah? Jangan khawatir. Ada jasa tandem paralayang yang berlisensi, hingga anda aman selama melayang-layang dibawa angina kian ke mari. Biayanya sekitar tiga hingga lima ratus ribu rupiah. silakan rasakan sensasi terbang ditemani rider berpengalaman.
Ada banyak tempat untuk melayang-layang, mencicipi sensasi burung. Di Yogyakarta latihan paralayang biasa dilakukan di kawasan tebing Parangendog dengan pendaratan di Pantai Parangtitis. Bulan-bulan baik untuk latihan adalah dari Januari hingga April. Pilihan lain—dan ini lokasi yang terbaik se-Nusantara—adalah di Matanmatili, tak jauh dari Kota Palu, Sulbar.
Siapa nyana, Indonesia memiliki satu dari 10 tempat take off paralayang terbaik di dunia. Lokasinya di provinsi Sulawesi Tengah, di Kabupaten Sigi. Cukup berkendara 30 menit dari ibu kota provinsi, Kota Palu. Nama desanya Matantimali. Nama yang mudah terpeleset saat dilafalkan.
Digadang-gadang sebagai salah satu top 10 tempat take off paralayang karena kondisi cuaca, faktor angin, dan curah hujan wilayah tersebut yang sangat bersahabat untuk penerbangan paralayang. Pada tahun 2016, Matantimali dipilih sebagai tempat digelarnya Pre-World Cup Paragliding.
Untuk mencicipi keramahan panorama Matanmatili sebaiknya diatur janji lebih dulu. Sebab, para rider dan komunitas paralayang tinggal di Kota Palu. Mereka tidak selalu stand by di Matantimali. Sensasi terbang ketika take off dari Matantimali, ya. Tapi seluruh bentang alam Kota Palu dari berbagai dimensi, gunung, teluk, lembah, perkotaan, semua terlihat dari jalur penerbangan. Jangan lupa menenteng adventure kamera anda.
Paralayang (paragliding) itu olah raga terbang bebas dengan menggunakan sayap kain (parasut) yang lepas landas dengan kaki. Tujuannya bisa sekadar rekreasi atau untuk kompetisi, sebagaimana umumnya banyak jenis olah raga. Induk organisasinya adalah PLGI (Persatuan Layang Gantung Indonsia), adapun PLGI sendiri di bawah naungan FASI (Federasi Aero Sport Indonesia)
Lepas landas dari sebuah lereng bukit atau gunung dengan memanfaatkan angin. Angin menjadi sumber daya angkat yang menyebabkan parasut melayang tinggi di angkasa. Angin terdiri dari angin naik yang menabrak lereng (dynamic lift) dan angin naik yang disebabkan karena termal (thermal lift). Dengan memanfaatkan kedua sumber itu, penerbang dapat terbang sangat tinggi dan mencapai jarak yang jauh. Yang menarik, semua yang dilakukan itu tanpa menggunakan mesin, hanya semata-mata memanfaatkan dorongan angin.
Peralatan paralayang sangat ringan, berat seluruh perlengkapannya (parasut, harness, parasut cadangan, helm) sekitar 10–15 kg. Peralatan ini juga sangat praktis karena dapat dimasukkan ke dalam ransel gendong punggung.
Perlengkapan utama dalam olah raga paralayang antara lain parasut utama dan cadangan, harness, dan helm. Perlengkapan pendukungnya antara lain variometer, radio/HT, GPS, windmeter, peta lokasi terbang. Tentu saja pakaian penerbang (baju/flight suit, sarung tangan, dan sepatu berleher tinggi/boot). Jenis parasut tergantung tingkat kemampuan dan berat penerbang. Dikenal tiga jenis parasut paralayang: untuk pemula, untuk penerbang madya, dan untuk penerbang mahir. Ukuran parasut yang tersedia XS, S, M, L dan LL untuk terbang berdua/tandem.
Pilot duduk di suatu sabuk (harness) yang menggantung di bawah sayap kain yang bentuknya ditentukan oleh ikatan tali dan tekanan udara yang memasuki ventilasi di bagian depan sayap. Olah raga ini mulai muncul sekitar 1950-an. Kejuaraan dunia pertamanya dilangsungkan tahun 1989 di Kössen, Austria.●(dd)