JEMBER—-Pemerintah Provinsi Jawa Timur mengungkapkan sektor tembakau dan industri pengolahannya menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi.
Saat ini kinerja perekonomian Jatim dari triwulan pertama hingga ketiga 2019 tumbuh sebesar 5,52 persen, lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,04 persen.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim Drajat Irawan, saat membacakan sambutan Gubernur Khofifah Indar Parawansa, dalam acara Jember The City of Cigar Indonesia, di Taman Botani Sukorambi, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Sabtu (23/11/19) malam.
“Pada 2018, output industri pengolahan tembakau menempati urutan kedua terbesar dari total output industri manufaktur di Jatim dan memberikan kontribusi 8,02 persen terhadap total PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) Jatim,” kata Drajat seperti dilansir Berita Jatim.
Selama periode triwulan pertama hingga ketiga 2019, PDRB Jatim tercatat Rp1.754,27 triliun. Industri pengolahan tembakau menghasilkan cukai Rp96,94 triliun atau 63,39 persen dari PDRB.
Jumlah industri di Jatim secara keseluruhan 18.817 perusahaan, hampir 29,6 persen ekonomi Jatim dibangun dari industri tembakau.
“Tembakau berada di urutan nomor dua, setelah industri makanan minuman 32 persen. Sumbangsih tembakau sekitar 18 persen,” kata Drajat.
Tembakau di Jatim menyumbangkan devisa, karena nilai ekspornya signifikan mencapai 200,64 – 312,96 juta dolar AS dalam rentang waktu 2015-2018. Bisnis ini juga menyerap banyak tenaga kerja yakni hampir 378 ribu orang, di mana 99;71 persen diusahakan petani rakyat.
Data BPS Jawa Timur juga mengungkapkan pada rentang waktu Januari-Juli 2019, ekspor tembakau dari Jawa Timur naik sebesar 13,9 persen jika dibanding rentang waktu Januari-Juli 2018. Pada Januari-Juli 2018 nilai ekspor tembakau Jawa Timur mencapai USD 284.25 juta dolar, semntara Januari-Juli 2019 naik menjadi 324,03 juta dolar.