Peluang, Jakarta – Pelemahan rupiah terhadap dollar dan lonjakan kenaikan harga kebutuhan pokok yang terus menerus dapat mengkhawatirkan terjadinya Inflasi. Upaya mengendalikan kestabilan harga kebutuhan pokok menjadi perhatian utama oleh pemerintah dalam menjaga perekonomian nasional serta menekan laju inflasi.
“Masalah stabilitas harga pangan bahan pangan itu menjadi concern yang paling utama, di masyarakat bawah kita terutama. Isu-isu lain mungkin masyarakat bawah, working class, bukan menjadi isu utama bagi mereka, tapi kalau masalah pangan, barang jasa, harga, kenaikan, naik turunnya, itu menjadi concern sebagian besar mayoritas masyarakat kita,” ujar Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Muhammad Tito Karnavian di Gedung Sasana Bhakti Praja (SBP) Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri), Jakarta, Senin (9/1/2023).
Untuk itu, Mendagri mengajak kepala daerah agar tidak bosan menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Pengendalian Inflasi Daerah, karena tantangan ekonomi dan inflasi merupakan permasalahan global yang tengah dihadapi seluruh negara.
Seusai kunjungan lawatannya ke beberapa negara Eropa, dirinya melihat ada negara yang mengalami kenaikan harga hingga tiga kali. Belum lagi adanya perang Rusia-Ukraina yang berkepanjangan ikut memberi andil terhadap terjadinya inflasi. Sebab, hal itu mengganggu ketersediaan suplai energi, sehingga berdampak ke seluruh negara di dunia.
“Beberapa menteri yang menyampaikan kepada saya, (saat mereka) kunjungan ke Brussel, Amsterdam, dan lain-lain, di jalan-jalan lampunya banyak mati, lampu jalan. Karena memang untuk menghemat energi, sekarang ini masa winter musim dingin, perlu pemanas, air panas, dan lain-lain, heater, sehingga kebutuhan energi sangat tinggi,” ungkap Tito.
Jadi angka inflasi nasional menurut dia, sangat ditentukan oleh kerja pemerintah pusat dan seluruh pemerintah daerah. Mendagri merangkum nilai inflasi tahun lalu di September mencapai 5,9%, Oktober turun menjadi 5,78%. Begitupun di November turun sampai ke angka 5,42%, dan pada akhir tahun Desember lalu mengalami sedikit kenaikan menjadi 5,51%. (alb)