hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Tauco Cookies dari Cianjur  hingga Ke Negeri Belanda

 

Yeti Hernawati-Foto: Dokumentasi Pribadi.

CIANJUR—-Cianjur tersohor bukan hanya karena beras, tetapi juga tauco.  Sayangnya, generasi muda Cianjur sendiri mulai kurang minatnya terhadap tauco. Hati nurani seorang ibu rumah tangga bernama Yeti Hernawati dan kebetulan ia mengikuti sebuah seminar kuliner daerah beberapa tahun lalu.

Dengan semangat berwirausaha, tetapi juga mengangkat kuliner daerah perempuan kelahiran 1977 ini mencoba memadukan kue kering dengan tauco.  Tercetus begitu saja. Memang rasanya aneh menjadikan satu adonan terigu, telur, gula dan tauco.

“Wah, saya sampai tiga kali mencoba dengan pencoba para tetangga dan saudara baru ketemu itu komposisi yang pas,” ujar Yeti, ketika dihubungi Peluang, Rabu (17/10/2018).

Dengan modal satu juta rupiah Yeti akhirnya terjun ke bisnis kue kering dengan kandungan tauco. Prinsipnya sama dengan kue kering dengan kandungan keju, stroberi, nanas.  Kekuatannya adalah pada komposisinya yang menjadi rahasia dapurnya.

Mulanya dia memasarkan ke lingkungan dekat dengan kemasan toples yang dijual antara Rp10 ribu hingga Rp30 ribu.  Kemudian bisnisnya berkembang dengan kemasan dus. Dijual Rp15 ribu per dus 75 gram.  Hasilnya? Dengan pemasaran secara daring dipadu dengan konsinyasi di toko dan sentra oleh-oleh di Cianjur, Yeti mampu meraih omzet tertinggi per bulan Rp20 juta pada waktu ramai, misalnya lebaran dan tahun baru.

“Peminat produk saya sampai ke Jakarta, Bandung, Bali, Kepulauan  Riau, bahkan ada yang memabwa ke Malaysia, Thailand dan Negeri Belanda. Produk saya sudah bis aditemukan di sebuah kafe di Kemang, Jakarta hingga ikut pameran di sebuah mal di Bali, ” ujar Yeti.

Produk TaucoCookies-Foto: Dokkumentasi Pribadi.

Yeti bersyukur usahanya mendapat dukungan Pemkab Cianjur. Ke depannya dia mendirikan toko oleh-oleh sendiri (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini