hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Taryoto, Inovasi Mesin Alsintan di Tengah Pandemi

INDRAMAYU—Belajar dari Taryoto, seorang petani di Kabupaten Indramayu. Walaupun hanya tamatan Madrasah Ibtidaiyah (MI) mampu membuat inovasi menciptakan alat mesin pertanian (alsintan) di tengah pandemi Covid-19, secara otodidak.

Inovasi Taryoto mendapatkan sambutan baik dari pasar, tidak saja di Indramayu, tetapi juga Demak, Tanggerang dan paling banyak pesanan dari Majalengka. Selama 2020 dia sudah menjual 28 unit dengan harga jual antara Rp22 juta hingga Rp25 juta.

 “Kita pakai bahan yang berkualitas mulai dari mesinnya sampai bahan besi yang tahan lama, untuk desain sendiri,” ujar Taryoto melalui keterangan pers, Rabu (25/11/20).

Dengan bendera CV Putri Bungsu Mandiri, Taryoto merakit  alsintan, terutama power tresher. Bagi Taryoto, merakit power tresher dan perbengkelan alat mesin pertanian  bukan hal  yang  baru. Pekerjaan tersebut  sudah  dilakoni sejak 2014. 

Tiap tahunnya selalu ada peningkatan penjualan, walau hanya satu dua buah. Hal ini pertanda usahanya dibidang merakit mesin perontok diakui dan diterima petani/konsumen.

Taryoto yang mempunyai usaha di Blok Maja, Desa Karanggetas, Kecamatan Bangodua, Kabupaten Indrmayu, Jawa Barat  mengungkapkan, pemasaran power tresher bukan hanya ke petani setempat, tapi juga petani lainnya di Kabupaten Majalengka, Cirebon dan Subang.

Sebagai pengusaha, Taryoto juga mempunyai kendala. Masalah utama dalam usahanya ini adalah ketersedian modal yang sangat minim. Selama ini ia memanfaatkan  pinjaman dari lembaga  keuangan swasta. Meski mudah karena prosedurnya cepat dan tidak perlu ada jaminan, tapi jasa pinjaman yang harus dibayar besar.

Namun mulai Oktober 2020  ini  berkat usaha keras dan pendampingan dari penyuluhan  pertanian, Taryoto bisa mendapatkan pinjaman modal Kredit Usaha Rakyat (KUR) dari BRI Cabang Jatibarang sebesar Rp  100 juta. Pinjaman itu  jatuh  temponya 3 tahun dengan bunga hanya 6 persen pertahun.

Taryoto mengatakan, sejak akhir  2019 dengan pengawalan dan pendampingan dari penyuluhan pertanian BPP Bangodua, dirinya mulai membenahi perusahaannya ke arah yang lebih baik agar bisa bersaing dengan perusahaan lain. Misalnya, mendaftarkan perusahaannya  untuk  mendapatkan izin resmi dan akte pendirian yang legal dengan nama CV Putri Bungsu Mandiri.

Koordinator Penyuluh Pertanian BPP Bangodua, Tarminah mengatakan, produk yang dibuat Taryoto kini sedang diajukan uji kelayakan melalui Dinas Pertanian Kabupaten  Indramayu  ke  Balai Besar Mekanisasi pertanian Jawa Barat.

“Untuk ijin perusahaan dan Akte Pendirian dari Dinas Perindustrian Kabupaten Indramayu sudah keluar dan pembuatannya sangat simple sekali  tidak  lama  waktunya,” ujarnya.  

Taryoto menjadi salah satu sosok petani kecil yang tidak pernah menyerah dan putus asa berusaha dibidang pertanian. Prtanian merupakan usaha mulia dan menjanjikan. Untuk itu generasi muda jangan gengsi menjadi petani.

pasang iklan di sini