SIGALE-GALE sebutannya. Boneka yang selalu tampil parlente, khas dengan balutan busana adat Batak dan kain Ulos. Meski sudah tidak banyak warga Samosir yang menyimpannya, segelintir Sigale-gale masih terpelihara dalam kondisi bagus. Bahkan masih bisa ‘diperintah’ untuk menari.
Sigale-gale memiliki makna religius dan kental dengan unsur klenik. Tarian Sigale-gale biasanya dipertunjukkan ketika ada anak-anak meninggal (terutama laki-laki) atau keluarga yang berduka karena tidak memiliki anak lelaki.
Nilai mistis di balik keberadaan Sigale-gale terletak pada pembuatannya. Sigale-gale sejatinya diciptakan untuk mengantar kematian seseorang. Siapa pun yang membuat boneka Sigale-gale berarti menyerahkan seluruh jiwanya—agar sang boneka dapat bergerak selayaknya manusia hidup. Itu berarti, pembuat boneka Sigale-gale akan meninggal sebagai tumbal setelah Sigale-gale rampung.
Untuk mencegah naas, bagian-bagian tubuh Sigale-gale dibuat secara terpisah. Misalnya, satu orang membuat tangan, orang lain membuat kaki, orang lain lagi membuat kepala atau badan. Dalam perjalanan waktu, unsur mistis itu lama kelamaan terkikis. Sigale-gale sekarang kerap dipertunjukkan kepada para wisatawan. Tidak lagi menari di samping jenazah. Dan demi sejarah, sebuah boneka Sigale-gale kini jadi penghuni Museum Nasional Jakarta.
Bagaimana asal usulnya? Versi yang paling meyakinkan, konon, merujuk pada kisah anak dari seorang raja lokal. Ia meninggal saat perang, tapi orangtuanya tak ikhlas. Maka dibuatlah sebuah boneka kayu. Dinamai sama, yaitu Manggale. Boneka itu menemani sang raja hingga akhir hayat. Ketika raja mati, boneka itu menari di samping jenazah sang raja.
Pertunjukan Sigale-gale hanya bisa dijumpai di Pulau Samosir. Bonekanya benar-benar bisa bergerak sendiri. Untuk menonton pertunjukan Sigale-gale yang lengkap dengan para pemain musiknya, biayanya Rp2 jutaan. Pertunjukan Sigale-gale versi original dimainkan oleh lebih dari 10 pemain musik tradisional pengiring Sigale-gale menari.
Dewasa ini, boneka Sigale-gale telanjur kena sentuhan modern. Untuk menggerakkannya tak lagi menggunakan mantra-mantra. Boneka Sigale-gale telah dirancang khusus agar bisa digerakkan oleh seorang pangurdot (pemain Sigale-gale). Di tangan pangurdot yang berpengalaman, boneka Sigale-gale bisa menari dan menangis dengan benar-benar meneteskan air mata.●(dd)