hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Tantangan dan Penaklukan Womanpreneur

Perempuan adalah sekoci bagi kapal induk keluarga. Sebagai sekoci, pastikan dia selalu siap untuk menopang keuangan ekonomi keluarga. Womanpreneur adalah jalan untuk membangun bisnis berkelanjutan.

PERJALANAN bisnis di mana-mana tidak selalu berjalan mulus. Ada kalanya perjalanan itu lancar dan mudah. Ada kalanya mengalami hambatan. Hal ini dialami baik oleh baik pebisnis pria maupun pebisnis wanita. Womanpreneur Community, komunitas sahabat perempuan, belajar berbagi berjejaring dalam membangun bisnis berkelanjutan menjadi UKM Berkelas.

Berikut lima tantangan yang kerap dihadapi dan cara mengatasinya. Rumusnya, mengenali masalah berarti separuh persoalan tertanggulangi.

Memaksa diri menjadi seperti pebisnis lain
Kebanyakan pebisnis wanita mungkin pernah mengalami hal ini. Anda mendatangi sebuah acara networking. Di sana, anda menuju ke sebuah ruang seminar dan melihat peserta yang kebanyakan pebisnis pria. Pebisnis wanita bisa dihitung jari. Dalam skenario seperti ini, anda sebaiknya mengadopsi sifat-sifat pria dalam berbisnis. Misalnya, kompetitif dan agresif.

Cara lain juga ada. Banyak pebisnis wanita sukses mengatasi situasi ‘asing’ tersebut dengan menjadi diri mereka sendiri. Tingkatkan rasa percaya diri anda dan sadarilah, bisnis anda sudah berjalan sejauh ini—lewat ketekunan dan kerja keras. Jangan memaksa diri untuk menjadi seperti pebisnis pria, karena hal itu sama sekali bukan diri anda.

 

Bergaul dengan pebisnis pria

Harus dipahami, industri bisnis yang lebih didominasi oleh pria. Anda harus mengakui bahwa pebisnis lain memang lebih berpengalaman. Akan tetapi, hal tersebut tidak boleh menciutkan nyali para womanpreneur untuk unjuk prestasi. Bergabung di berbagai grup entrepreneur akan sangat membantu anda. Khususnya menyadari kapabilitas untuk meraih sukses, lewat berbagai pengalaman dan perspektif bisnis.

 

Akses modal yang sangat terbatas

Tantangan womanpreneur lainnya terkait dengan modal. Faktanya, tidak semua pebisnis wanita mencari investor. Namun, mereka yang mencari, pasti tahu betapa sulitnya mencari investor. Menyadari betapa pentingnya modal untuk bisnis, anda dan tim harus lebih percaya diri ketika mengeksekusi operasional. Sebab, para investor juga akan ikut percaya diri dan lebih tertarik untuk mendukung pendanaan di bisnis anda.

 

Keseimbangan bisnis dan kehidupan sosial

Tanpa memperhatikan gender, pebisnis mana pun pasti menginginkan work-life balance dalam pekerjaannya. Namun, jika anda adalah seorang wanita, sekaligus ibu rumah tangga, pastinya anda perlu menemujkan keseimbangannya. Dalam hal ini anda punya tanggung jawab berlipat. Di satu sisi, anda perlu mengurus bisnis dan di sisi lain tidak boleh mengabaikan urusan keluarga.

Untuk menghadapinya, tentukan jam kerja anda. Misal, tidak akan bekerja saat akhir pekan karena ini merupakan waktu yang sengaja anda luangkan untuk keluarga. Atau, berjanji tidak akan pulang lebih dari jam 20:00. Dengan begitu, anda bisa menyeimbangkan bisnis dan kehidupan sosial.

 

Takut gagal

Kegagalan adalah kemungkinan paling nyata yang terjadi di setiap bisnis dan pasang surut pun pasti akan terjadi. Maka, janganlah jadikan kegagalan sebagai sesuatu yang negatif. Menghadapi rasa takut gagal, anda perlu mengenyahkan rasa cemas anda. Anda juga perlu berhenti membandingkan diri anda dengan pebisnis lain, termasuk pebisnis pria.

Pada akhirnya, jika anda sudah sukses, tidak akan ada yang peduli apakah anda pria atau wanita. Itulah lima tantangan yang umumnya dihadapi womanpreneur dan cara menaklukannya. Dengan bekal di atas, semoga ke depannya anda lebih percaya diri dalam menjalankan bisnis dan segala hambatan bisa teratasi dengan baik.●

pasang iklan di sini