
Peluang News, Jakarta – Sejumlah pelayat telah berdatangan ke rumah duka Mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN, Tanri Abeng, seperti Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Wakil Ketua MPR RI Fadel Muhammad Al-Haddar, dan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), A.M Hendropriyono.
Menurut Hendropriyono, sosok almarhum Tanri Abeng merupakan sosok yang sangat futuristik dan brilian.
Bahkan, ia menilai, Tanri merupakan salah satu aset terbaik negara yang handal di berbagai bidang, termasuk manajemen, administrasi, bisnis, dan kenegaraan.
“Beliau ini menteri BUMN dan saya lihat pandangannya ke depan itu sangat bagus, karena memang beliau merupakan seseorang yang futuristik dan brilian,” ujar Hendropriyono.
“Apalagi karena kita berprinsip pada Pancasila, demokrasi, dan ekonomi Pancasila. Jadi, harus secara konsekuen, diimplementasikan, dan itu adalah cita-cita beliau semasa hidup,” tambahnya.
Meskipun merasa sangat kehilangan, namun Mantan Kepala BIN ini berharap agar ke depannya akan ada generasi penerus di jajaran Kementerian BUMN yang dapat mengikuti pemikiran dan keahlian dari Tenri Abeng.
“Saya sering kali berdiskusi masalah-masalah kenegaraan, saya memberikan masukan di bidang penelitian pertahanan, keamanan, dan juga sosial order, yang memberikan masukan pada saya dan teman-teman. Jadi, banyak sekali kombinasi antara pertahanan keamanan, dan ekonomi bisnis, serta kebudayaan,” tuturnya.
Diketahui, Mantan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN, Tanri Abeng akan dimakamkan usai waktu salat zuhur, hari ini, Minggu (23/6/2024).
“Insyaallah akan dimakamkan bada zuhur di Tanri Abeng University, Jalan Swadarma Raya Nomor 58,” demikian dikutip dari papan pengumuman yang ada di rumah duka, Jakarta Selatan, Minggu (23/6/2024).
Sebelumnya, mantan Menteri Negara Pendayagunaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Tanri Abeng dikabarkan telah meninggal dunia, pada Minggu (23/6/2024).
Tanri Abeng meninggal dunia di Rumah Sakit Medistra, Jakarta Selatan sekitar pukul 02.39 WIB dini hari.
Semasa hidupnya, Tanri Abeng dikenal sebagai sosok yang handal dan berkompetensi di sejumlah bidang, termasuk bidang bisnis, manajemen, dan administrasi.
Lahir di Selayar, Sulawesi Selatan pada 7 Maret 1942, Tanri menempuh pendidikannya di Fakultas Ekonomi Universitas Hasanudin, Makassar hingga Program Master of Business Administrasion di University of New York, Buffalo, Amerika Serikat.
Semasa kuliahnya, ia pernah bekerja paruh waktu di sebuah perusahaan eksportir dan mengajar bahasa Inggris di salah satu SMA.
Berkat kelihaian dan kepandaiannya tersebut, ia mendapatkan beasiswa Master of Business Administration (MBA) dari State University, New York, Amerika Serikat dan bergabung bersama dengan Union Carbide setelah ia lulus.
Kemudian, ia juga pernah menjabat sebagai direktur keuangan dan corporate secretary di sebuah perusahaan multinasional pada saat masih berusia 29 tahun.
Lalu, ia bergabung bersama dengan PT Perusahaan Bir Indonesia (saat ini Multi Bintang Indonesia) dan menjadi Chief Executive Officer (CEO) di Multi Bintang.
Lebih lanjut, ketika pemerintah tengah berniat melakukan pendayagunaan restrukturisasi dan privatisasi BUMN, pria asal Sulawesi ini dipilih menjadi orang yang dinilai paling berkompeten untuk menduduki jabatan Menteri Negara Pendayagunaan BUMN (Badan Usaha Milik Negara) pada masa kepemimpinan Presiden Soeharto atau pada masa Kabinet Pembangunan VII.
Atas kerja kerasnya, ia pun kembali dipercaya untuk menduduki posisi yang sama pada era Presiden BJ Habibie atau pada masa Kabinet Reformasi Pembangunan hingga 13 Oktober 1999.
Usai tak lagi menjadi menteri, Tanri pun lebih banyak memanfaatkan waktunya untuk mengembangkan pemikiran dan pendidikan manajemen, termasuk dengan menulis sejumlah buku, seperti buku “Dari Meja Tanri Abeng: Managing atau Chaos”, yang diterbitkan oleh Pustaka Sinar Harapan pada 2000 silam.
Selanjutnya, ia juga mendirikan sebuah kampus bernama Tanri Abeng University yang terletak di kawasan Pesanggrahan, Jakarta Selatan, pada 7 Maret 2011 lalu.
Di samping itu, ia juga sempat menduduki sejumlah jabatan senior noneksekutif di sejumlah organisasi kepemerintahan dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), seperti Komisi Pendidikan Nasional, Badan Promosi Pariwisata, Dana Mitra Lingkungan, Asosiasi Indonesia Inggris, Institut Asia-Australia, Yayasan Mitra Mandiri, dan lain-lain.