
Peluang, Gorontalo – Sebagai upaya membangkitkan ekonomi dan membuka peluang usaha seluas-luasnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparerkaf/Baparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengajak para pelaku UMKM di Provinsi Gorontalo memanfaatkan momentum Ramadhan untuk naik kelas.
Baca: Tahun 2023, Kemenparekraf Targetkan Wisman 7,4 Juta
Menurut Menparekraf, para pelaku UMKM harus bisa menangkap peluang pasar sehingga dapat naik kelas. Bahkan diperkirakan saat bulan puasa terjadi potensi kenaikan omzet usaha hingga 35-45 persen.
“Selama bulan Ramadan ini biasanya akan banyak permintaan terutama produk kuliner seperti kurma dan takjil. Kemudian ada juga yang meningkat di sektor fesyen,” ungkap Menparekraf Sandiaga dalam keterangannya, Minggu (26/3/2023).
Baca juga: Menparekraf Apresiasi Penerapan Kendaraan Listrik di Wisata Pulau Samosir Sumut
Saat ini menurut dia, UMKM menjadi lokomotif yang mampu menggerakan ekonomi, penciptaan lapangan kerja dan peluang usaha.
“Andalan produk ekonomi kreatif di Gorontalo adalah kuliner, dan ini sesuai dengan tren ekonomi kreatif dimana kuliner memberikan kontribusi 42 persen. Gorontalo ini memiliki kuliner yang cukup dominan. Yang kedua fesyen, dengan motif karawo seperti ini, fesyen menyumbang 18 persen kontribusi ke PDB dan 15 persen dari kriya,” papar Sandiaga.
Simak: Wakil Ketua DPR Canangkan Gerakan Menanam Nanas di Gorontalo
Untuk itu, kata Menparekraf, adanya Ramadan Fair di Gorontalo ini bisa memberikan satu solusi bagi masyarakat yang sedang menghadapi tingginya bahan-bahan pokok. Di pameran itu ditawarkan bahan-bahan pokok yang terjangkau yang sebagian disubsidi oleh pemerintah dan sebagian lagi merupakan bentuk kolaborasi dengan para pelaku UMKM ekonomi kreatif.
Simak juga: Kemenparekraf Targetkan Sektor Pariwisata Serap 4,4 Juta Tenaga Kerja di 2024
“Penciptaan lapangan kerja dari UMKM ini harus kita dorong, karena targetnya di 2024 ada 4,4 juta lapangan kerja baru yang tersedia. Ramadan Fair ini konkrit menghadirkan solusi, sehingga membantu masyarakat. Sedikit sentuhan dari pemerintah dan banyak melibatkan stakeholder lain,” pungkasnya. (alb)