hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Tanda Ekonomi RI Sedang Tidak Baik-baik Saja

Survei keyakinan konsumen yang dirilis BI menunjukkan, porsi tabungan masyarakat dari pendapatan semakin menipis pada Februari 2025 dibandingkan bulan sebelumnya.

Sudah rahasia umum, ekonomi Indonesia sedang babak belur. Gelombang PHK massal di mana-mana itu penanda yang paling nyata. Di lain sisi, lapangan kerja baru yang dijanjikan pemerintah tak kunjung berwujud. Alhasil, semakin banyak pengangguran baru atau korban PHK yang bingung harus cari kerja di mana lagi. Sementara itu, negara ngotot membantu para perwira tinggi non-job mendapatkan pekerjaan melalui revisi UU TNI.

Semula TNI hanya boleh mengisi jabatan di 10 instansi sipil. Kini menjadi 14 kementerian/lembaga (K/L). Adapun lima tambahan terbaru meliputi penempatan di: Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP); Badan Penanggulangan Bencana; Badan Penanggulangan Terorisme; Badan Keamanan Laut; dan Kejaksaan Republik Indonesia (Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Militer).

Apa saja tanda-tanda ekonomi Indonesia sedang bonyok? Kasus PHK massal yang viral sepanjang 2025 terjadi di Sritex Group. Sebanyak 11.025 orang terpaksa menganggur usai pabrik tekstil besar itu tutup total per 1 Maret 2025. PHK lain tersebar di banyak sektor, utamanya industri manufaktur. Sebut saja dua pabrik sepatu di Kabupaten Tangerang bernama PT Adis Dimension Footwear dan PsT Victory Ching Luh yang mem-PHK 4.000-an karyawan secara bertahap.

Tambahkan dengan PHK di pabrik Yamaha Music, KFC alias PT Fast Food Indonesia, sampai PT Sanken Indonesia. Pabrik pembuat bulu mata palsu PT Danbi International di Garut, Jawa Barat juga dinyatakan pailit sehingga 2.079 buruh terancam PHK.

Catatan data resmi Kemnaker, ada 3.325 pekerja yang di-PHK per Januari 2025. Mayoritas menimpa pekerja di DKI Jakarta sebesar 79,70%. Sementara itu, pada periode Januari 2024—Desember 2024, terdapat 77.965 korban PHK. Data lain yang disampaikan Presiden Partai Buruh, Said Iqbal, lebih parah. Dua bulan pertama 2025, katanya, 60 ribu buruh sudah jadi korban PHK.
Saat lebaran sudah tinggal menghitung hari, yang jatuh pada 31 Maret 2025, perputaran uang saat momen libur lebaran justru diproyeksi merosot. Jumlah uang yang beredar selama Hari Raya Idulfitri tahun ini diprediksi Rp137,97 triliun. Angka tersebut lebih rendah dibandingkan capaian 2024 senilai Rp157,3 triliun.

Berdasarkan survei Badan Kebijakan Transportasi Kementerian Perhubungan, pemudik di 2025 hanya 146,48 juta orang alias turun 24% dibanding tahun lalu yang mencapai 193,6 juta pemudik. Bank Indonesia sebenarnya menyiapkan Rp180,9 triliun uang layak edar (ULE). Sekitar 60 persen uang tersebut diprediksi beredar di Pulau Jawa.
Gonjang-ganjing lainnya adalah pasar saham mendadak ‘kebakaran’ pada Selasa (18/3). IHSG terpantau ambruk 420,97 poin atau minus 6,58% ke level 6.046 yang membuat Bursa Efek Indonesia (BEI) membekukan perdagangan alias trading halt selama 30 menit sejak 11.19 WIB.

Awal Januari 2025, rupiah bergerak di kisaran Rp16.190. Geraknya tak kunjung membaik memasuki Februari 2025, dan stabil di kisaran Rp16.430. Memasuki Maret 2025, rupiah masih di level Rp16.475. Pelemahan rupiah juga terus dibayangi kebijakan Presiden AS Donald Trump. Diprediksi rupiah tak akan cukup kuat melawan dolar AS. Ingat saja bagaimana performa buruk mata uang Garuda di saat Trump menjalankan periode pertamanya pada 2017-2021.●

pasang iklan di sini