octa vaganza

Takengon Punya Kopi, Ulee Kareng Punya Nama

Di samping memiliki destinasi wisata yang eksotis, Takengon juga kaya tradisi. Pacuan kuda, misalnya, digelar dua kali dalam setahun. Yaitu saat peringatan HUT Kota dan HUT RI.

LETAKNYA di sisi Danau Lut Tawar. Di kaki Gunung Leuser. Di tengah-tengah wilayah Provinsi Aceh. Kota Takengon, ibu kota Kabupaten Aceh Tengah, merupakan kawasan berhawa sejuk nyaman pada ketinggian 1.200 meter dpl. Wajar jika Takengon dikenal dengan julukan yakni Negeri di Atas Awan ataupun Negeri Antara. Jelang sampai ke (dan di sekitar) Takengon banyak terdapat tempat wisata alam ciamik yang menarik untuk dikunjungi.

Wilayah Kabupaten Aceh Tengah dan Bener Meriah lebih masyhur disebut Tanah Gayo atau Dataran Tinggi Gayo. Dari Banda Aceh jaraknya hanya 6 hingga 7 jam berkendara melalui Jalan Darat Lintas Sumatera. Dengan dibukanya Bandara Rumbele beberapa tahun lalu, Takengon bisa dicapai via penerbangan selama satu jam dari Medan. Saat ini, Wings Air yang aktif melayani rute ini. Berangkat pukul 08.00, frekuensinya hanya sekali dalam sehari. 

Takengon sendiri dikenal sebagai penghasil kopi Gayo. Kopinya jenis Robusta. Di sini bisa didapat kopi kualitas baik dengan harga sangat terjangkau. Kopi enak dan kedai-kedai kopi bisa ditemui di banyak sudut Kota Takengon. Suasana kedai-kedai kopi di sini hanya bisa dibandingkan dengan kemeriahan kedai kopi di masyarakat Belitung—meski belakangan, jelang pandemi Covid 19, warung-warung kopi tumbuh menjamur di mana-mana.

Kebun kopi dan kedai kopi. Kebun kopi di wilayah Gayo Alas mencapai 100 ribu hektare. Kopi dari Gayo memang sudah dikenal luas, bahkan sampai ke mancanegara. Selama anda berada di sana, jangan lewatkan nongkrong di kedai kupi, sebutan untuk kedai kopi di sana. Minuman segar itu terasa terasa makin nikmat diseruput di hawa kota ini sehari-hari berkisar pada 18°-28° Celcius.

Bagi masyarakat luar Aceh umumnya, atau mereka yang pernah mampir ke Banda Aceh, sebutan kopi Gayo mungkin kurang populer. Di Banda, identitas kopi Aceh nyaris terkoopasi oleh satu sebutan: kopi Ulee Kareng. Padahal, asal muasal kopi yang disebut Ulee Kareng itu adalah dari wilayah masyarakat adat Gayo—Kab Aceh Tengah dan Kab Bener Meriah—yang secara penyebutan lazim diidentikkan dengan Takengon.

Takengon berasal dari bahasa Aceh “Tikungan” yang artinya kelokan. Sebab, untuk menuju ke kota kecil nan sejuk ini harus melewati tanjakan perbukitan dan menelusuri lereng gunung dengan jalan berkelok-kelok yang terjal. Pepohonan lebat sepanjang jalan. Mayoritas penduduknya adalah Suku Gayo, yang lainnya bersuku Aceh, Minang, Karo, Mandailing, Jawa, dan etnis keturunan  Cina. Takengon memenangi piala Adipura, penghargaan untuk kota terbersih, pada 2016 dan 2017.

Di samping memiliki destinasi wisata yang eksotis, kota ini juga kaya tradisi. Salah satunya pacuan kuda. Biasanya diselenggarakan dua kali dalam setahun. Yaitu saat memperingati HUT Kota Takengon dan HUT RI. Pacuan kuda di Takengon ini, seperti di Sumbar dan tempat-tempat lain, adalah tradisi sejak zaman kolonial Belanda. Utamanya seusai musim panen. Uniknya, para jokinya disebut joki cilik, rerata masih duduk di bangku SMP. Mereka berkuda tanpa mengenakan pelana.

Setiap ajang tradisi pacuan kuda digelar, masyarakat berduyun-duyun menyaksikannya. Wisatawan bisa menyaksikan pacuan kuda di Blang Bebangka atau di Kawasan Bintang di ujung Danau Lut Tawar. Di sana hampir setiap sore anak-anak muda sering berlatih pacuan kuda.

Danau Lut Tawar adalah ikon Takengon. Salah satu objek wisata yang tak boleh dilewatkan ketika anda berada di sini. Danau seluas 5.472 hektare ini memang terlihat cantik dengan perbukitan di sekelilingnya. Di dalamnya terdapat puluhan jenis ikan. Salah satu yang menjadi ciri khas danau ini, karena jarang ditemukan di mana-mana, adalah ikan depik.

Kota Takengon memiliki bandar udara bernama Rembele di Kabupaten Pemekaran yaitu Kabupaten Bener Meriah. Dibangun pada 2002, panjang landasannya <1.500 meter, lebar 16 meter. Hanya bisa didarati pesawat perintis kelas CN 235 atau pesawat Fokker berbadan kecil lainnya. Maskapai penerbangan yang hadir di Bandara Rembele adalah NBA (Nusantara Buana Aviation), SMAC dan Susi Air tujuan Medan. Frekuensi penerbangan dan load factor volume penumpang juga berfluktuasi. Kadang sangat tinggi, kadang ala kadar.

Di sebuah bukit populer di puncak bukit Dataran Tinggi Gayo terdapat Pantan Terong. Inilah spot terbaik untuk melihat sunrise. Lokasinya 1.830 mdpl. Dari spot Pantan Terong ini, selain tampak Kota Takengon dan Danau Laut Tawar secara keseluruhan, juga terlihat lapangan Pacuan Kuda Belang Bebangka di Kecamatan Pegasing, serta Bandara Rembele di Simpang Tiga Redelong, yang dikelilingi punggung gunung Bukit Barisan nan anggun.

Perjalanan menuju ke tempat ini terbilang cukup terjal, lantaran berbatasan langsung dengan jurang. Waktu terbaik untuk ke Pantan Terong memang saat sunrise, atau bisa juga datang ke sini saat matahari sudah terang. Memasuki kawasan ini anda disuguhi hutan pinus Wih Ni Kulus dan Blang Rakal. Pemandangannya seperti melintasi di daratan Eropa. Dengan view deretan pohon pinus yang berjejer rapi, rangkaian Bukit Barisan Sumatera yang asri dan dibalut dengan udara yang sangat sejuk meresap.

Selain spot Pantan Terong, Bur Gayo Highlandadalah tempat tertinggi lain di Takengon. Di situ tertera tulisan besar “Gayo Highland” seperti di “Hollywood”. Dari lokasi tinggi ini kita dapat rasakan sensasi berada di atas awan. Menikmati Takengon dari ketinggian pun harus dijajal. Dari sini terlihat utuh Kota Takengon dan Danau Lut Tawar, danau yang membentang sepanjang 17 km itu.

Tanah Gayo, sangat terkenal dengan perkebunan kopinya yang batangnya dipenuhi buah-buahan yang mulai berwarna merah yang akan terus terlihat sejauh mata memandang. Kopi Gayo yang tumbuh di daerah ini kebanyakan adalah jenis Arabica. Rasanya sangat terkenal di Eropa, Jepang, dan belahan dunia lainnya.

Kabupaten Bener Meriah merupakan penghasil utama kopi Gayo dengan areal perkebunan kopi terluas di Indonesia. Selain kopi, komoditas unggulan lainnya adalah sayuran dan buah-buahan yang juga tumbuh sangat baik di sana, baik yang ditanam secara organik maupun nonorganik. Di Kabupaten Bener Meriah terdapat beberapa industri kopi Gayo. Mulai dari industri rumah tangga dengan peralatan sederhana hingga pabrik kopi dengan teknologi standar. Jangan heran jika di Tanah Gayo (baik Aceh Tengah maupun Bener Meriah) di mana-mana terlihat hamparan buah kopi yang sedang dijemur, baik di jalan desa maupun tempat-tempat seperti altar yang khusus dibuat untuk menjemur kopi di pekarangan rumah penduduk.

Exit mobile version