Jakarta (Peluang) : Selain optimis aset BTN akan tembus Rp 400 triliun, laba bersih diestimasikan mencapai Rp 3 triliun.
PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) optimis terhadap pencapaian kinerja sepanjang tahun 2022 yang diproyeksikan asetnya dapat tembus Rp 400 triliun.
Wakil Direktur BTN Nixon L.P Napitupulu mengatakan, BTN yang merupakan bank BUMN spesialis pembiayaan rumah ini berhasil memperbaiki fundamental, melakukan transformasi digital, kembali ke khittah di bisnis kredit rumah tapak. Bahkan kini sedang menuntaskan aksi korporasi penerbitan saham baru.
Berbagai upaya tersebut diungkapkan Nixon, membuat perseroan optimistis terhadap pencapaian kinerja 2022. Selain optimis aset akan tembus Rp 400 triliun, laba bersih juga diestimasikan akan mencapai Rp3 triliun (unaudited).
Perolehan laba itu di atas konsensus analis sebelumnya yang memperkirakan laba bersih berada di kisaran Rp2,8 triliun.
Salah satu penopang utama laba bersih adalah keberhasilan perseroan menurunkan biaya dana secara signifikan dengan memperbanyak porsi dana murah (current account saving account/CASA) melalui inovasi digital.
“Pencapaian ini sejarah buat BTN, di mana efisiensi biaya dana bisa membuat aset kita akhir tahun 2022 bakal tembus Rp400 triliun dengan penyaluran kredit mencapai Rp 300 triliun,” ungkap Nixon dalam keterangan resminya, Rabu (4/1/2022).
Dijelaskan Nixon, selain mengubah struktur biaya dana, perbaikan fundamental juga dilakukan dengan memperbaiki kualitas kredit. Ada tiga cara yang dilakukan perseroan.
Pertama yaitu menjual atau mengalihkan kredit macet senilai Rp 1 triliun. Karena kredit macet ini berhasil dikeluarkan dari neraca, maka perseroan dapat menurunkan biaya pencadangan dan meningkatkan kemampuan menyalurkan kredit baru.
Kedua, kembali ke khittah sebagai bank penyalur kredit rumah. Nixon menjelaskan, perseroan belajar banyak dari kekeliruan membiayai proyek apartemen. Di mana segmen ini bukanlah bisnis utama BTN.
“Keahlian kami di pembiayaan rumah tapak. Potensi pasarnya bukan hanya sangat besar, juga menjanjikan margin tinggi. Yang perlu kami lakukan adalah menciptakan inovasi tapi tetap dalam konteks pembiayaan rumah tapak,” ungkap Nixon.
Menurutnya, ada beberapa inovasi yang ditempuh perseroan. Antara lain meluncurkan KPR dengan skema rent to own untuk menggarap pasar milenial dan pasangan mudah, memberikan top up loan untuk debitur eksisting hingga menyalurkan kredit berbasis ekosistem dengan menggandeng digital platform yang fokus pada pemenuhan kebutuhan rumah.
“Kita sudah puluhan tahun menyalurkan KPR dan kondisi debitur terus berubah setiap waktu. Penghasilan mereka, kebutuhan dan rencana finansial lainnya. Ini peluang bagus bagi kami untuk memenuhi kebutuhan finansial dengan men top up KPR,” urainya.
Selanjutnya, cara ketiga adalah mendigitalisasi proses pemberian KPR.
Terkait hal ini, Direktur IT dan Digital BTN Andi Nirworto menjelaskan, digitalisasi KPR bukan hanya memangkas waktu dan memberikan kepastian kepada calon debitur, juga berhasil memenuhi keinginan nasabah masa kini.
Apalagi menurutnya, generasi milenial dan para keluarga muda sangat menginginkan KPR yang prosesnya mudah, cepat dan bisa dijangkau oleh aplikasi. “Kami menjawab kebutuhan itu dan responnya sangat tinggi,” kata Andi.
Ia menambahkan, BTN merancang Digital Mortgage Ecosystem untuk dapat menyediakan layanan digital yang memenuhi empat aspek yakni living, renting, buying, dan selling.
Dengan begitu, nasabah tidak hanya mudah mencari properti dan mengajukan pinjaman, tapi juga memenuhi kebutuhan sehari-hari untuk perawatan dan kebersihan hunian.
Demi menunjang fitur-fitur layanan super apps, BTN menggandeng inovator dan provider yang relevan.
“Open banking memungkinkan kita bekerja sama dengan para inovator, termasuk start up-start up yang sesuai,” ujarnya.
Lebih lanjut, Andi menuturkan, dana yang dibelanjakan untuk mengembangkan aplikasi supper apps yang rencananya diluncurkan pada Februari 2023 mendatang itu tidak sampai Rp 10 miliar.
Sedangkan secara keseluruhan, dengan memperhitungkan biaya infrastruktur dan keamanan, kebutuhan dana masih di bawah Rp50 miliar.
“Kita menargetkan di tahun pertama, super apps akan mendorong penambahan 1 juta pengguna baru, yang dikombinasikan dengan kenaikan 25-30 persen volume transaksi,” pungkasnya.