hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Swasembada Gula Konsumsi dengan Dukungan Pengelolaan Data Daring

JAKARTA—-Kementerian Pertanian berkolaborasi  dengan Pemerintah Republik Korea Selatan melalui EPIS (The Korea Agency of Education, Promotion and Information Service in Food, Agriculture Forestry and Fisheries).

Kerja sama ini mengembangkan sistem pelaporan data tebu dan gula langsung dari sumbernya, yaitu perusahaan gula.

Sistem tersebut merupakan solusi dari Pemerintah Korea Selatan untuk membantu meningkatkan kemampuan ketahanan pangan Indonesia melalui pengelolaan data secara digital terutama untuk komoditas gula.

Sistem bertajuk e-Tebu atau juga dikenal dengan nama National Agri-food Information System (NAIS)-Indonesia berisi informasi-informasi terkait produksi gula dan tebu, luasan pertanaman tebu, stok dan distribusi gula di Indonesia. 

Dalam rangka sosialisasi serta pelatihan penggunaan e-Tebu, Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian (Pusdatin), bekerjasama dengan EPIS Korea Selatan melakukan soft launching penggunaan aplikasi e-Tebu kepada seluruh petugas input data gula di seluruh Indonesia.

Kegiatan yang didukung juga oleh Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian ini dilakukan secara virtual pada  18 Februari 2021 dan dihadiri oleh seluruh perwakilan pabrik gula berbasis tebu serta perwakilan dari Pemerintah Korea Selatan. Setidaknya terdapat 110 peserta mengikuti kegiatan ini secara aktif.

Direktur Tanaman Semusim dan Rempah Kementan, Bagus Hudoro, dalam sambutannya pada acara tersebut menyampaikan bahwa secara data statistik masih banyak ruang yang dapat dikembangkan oleh industri gula nasional.

Kebutuhan gula konsumsi diproyeksikan  menyentuhi 2,8 juta ton pada 2021 ini. Untuk itu  dibutuhkan peningkatan produksi sebesar 620 ribu ton dari yang ada saat ini.

Bagus Hudoro mengapresiasi kerja sama antara Pusdatin dan EPIS-Korea Selatan ini karena diyakini akan melengkapi upaya-upaya yang telah dilakukan jajarannya demi mencapai target swasembada gula konsumsi. 

Dia mengungkapkan strategi penyiapan benih tebu berkualitas dari kultur jaringan, SE, dan teknologi lainnya.

“Dukungan intensifikasi kebun, bongkar ratoon, rawat ratoon, hingga memperkenalkan pola kemitraan petani di sisi hilir,” ujar Bagus pada saat pembukaan sosialisasi e-Tebu.

Dikatakannya, seluruh pihak dalam industri gula baik jajaran direksi maupun petugas pendataan dapat terus memberikan dukungan dan melengkapi data-data yang diperlukan dalam e-Tebu.

Sementara pelaksana tugas Kepala Pusdatin, I Ketut Kariyasa, menyampaikan bahwa Pemerintah Korea Selatan telah bekerjasama dengan Pusdatin sejak tahun 2016 dengan membangun sistem serupa bernama Tebu Online.

Namun demikian, aplikasi tersebut dibangun hanya terbatas pada sistem operasi berbasis android, sementara aplikasi e-Tebu saat ini dibangun berbasis aplikasi website. 

Menurut Ketut pembangunan aplikasi input data tebu secara online adalah bukti komitmen Pemerintah Korea Selatan dalam membantu Indonesia mencapai ketahanan pangan untuk gula konsumsi sekaligus juga ketahanan pangan di kawasan ASEAN.

Data-data pada e-Tebu akan disesuaikan dengan prinsip kebijakan Satu Data Indonesia, yaitu memiliki satu standar data dan metadata, dapat dibagipakaikan (interoperabilitas) dengan mudah dan akan menggunakan data induk yang telah ditetapkan sebelumnya.

Sementara itu, pada akhir kegiatan, Ketua Panitia Pelaksanaan soft-launching e-Tebu ini, Anna Astrid, menyampaikan bahwa meskipun aplikasi e-Tebu ini dibangun atas kerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan, pihaknya menjamin kerahasiaan data dan informasi yang disampaikan oleh pabrik gula.

“Kami menjamin data-data yang disampaikan akan bersifat terbatas hanya untuk lingkup Kementan dan tidak untuk digunakan oleh pihak diluar Kementan,” ujar Anna.

Kementan kembali menegaskan komitmennya untuk mewujudkan transformasi sektor pertanian nasional menjadi maju, mandiri dan modern demi mewujudkan swasembada gula konsumsi untuk ketahanan pangan nasional.

pasang iklan di sini