hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Survey IPE: 55,2% Responden Meragukan Netralitas Presiden Jokowi

Peluang News, Jakarta – Indonesia Political Expert (IPE), Kamis (18/1/2024), merilis hasil survei terkait persepsi responden atas kondisi ekonomi, politik, hukum dan pemberantasan korupsi.

ray rangkuti
Ray Rangkuti – Pengamat politik Indonesia | Foto: Wikimedia Indonesia

Hasilnya, responden cenderung pesimistis. Mereka rata-rata meragukan netralitas Presiden (55,2%), TNI (46,7%), Polri (49,8%) dan Pj Kepala Daerah (51,1%). Persentase tersebut lebih besar porsinya ketimbang yang yakin lembaga tersebut netral.

Selain itu, IPE dalam siaran persnya menyebutkan, bahwa PDIP masih menduduki puncak klasemen dengan elektabilitas 24,1%, disusul dengan Gerindra 16,1%, dan peringkat ketiga Golkar sebesar 10,4%, kemudian PKS (7,3%), PKB (7,1%), Nasdem (6,3%), Demokrat (4,5%), PAN (4,4%), PPP (4,3%) dan Perindo (4%). Sedangkan PSI, Hanura dan lainnya tidak lolos Parliamentary Threshold 4%.

Berkaitan dengan calon presiden dan calon wakil presiden, disebutkan tingkat elektabilitas pasangan Ganjar–Mahfud paling tinggi yakni mencapai 35,1%, unggul dibandingkan Prabowo–Gibran yang berada di posisi kedua dengan persentase 32,2%, sedangkan pasangan Anies–Muhaimin 27,1%.

“Sisanya sebanyak 5,6 responden tidak jawab/tidak tahu,” tulis siaran pers tersebut.

Sementara itu, strong voter Ganjar-Mahfud dan Anies–Muhaimin mencapai di atas 80%, Prabowo-Gibran dilevel 75,3%.

Menurut pengamat politik, Ray Rangkuti, elektabilitas Prabowo-Gibran mengalami stagnasi, sedangkan Ganjar–Mahfud dan Anies–Muhaimin berada pada tren positif,” jelasnya.

Dikatakan, elektabilitas pasangan nomor urut 2 Prabowo–Gibran macet karena tren kepuasan terhadap Presiden Jokowi turun. Kampanye gemoy, makan siang dan susu gratis kehilangan pamor, model kampanye Prabowo–Gibran cenderung monoton.

Selain itu, isu dinasti politik mulai terpahami meluas di tengah-tengah masyarakat khususnya para mahasiswa yang menjadi populasi terbesar dalam Pemilu 2024.

“Citra Ganjar Pranowo sebagai penerus kebijakan Presiden Jokowi lebih dipahami pemilih daripada Prabowo yang hanya terkesan menempel Presiden Jokowi semata,” kata Ray sebagaimana dikutip dalam siaran pers ini. (Yth)

pasang iklan di sini