octa vaganza

Survei Konsumen BI Indikasikan Optimisme dan Terkoreksi Tipis

Peluangnews, Jakarta – Survei Konsumen November 2023 Bank Indonesia mengindikasikan optimisme konsumen terhadap kondisi ekonomi tetap kuat, tecermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) November 2023 yang berada pada zona optimis (>100) sebesar 123,6.

Angka ini turun tipis dari bulan Oktober 2023 yang sebesar 124,3, namun lebih tinggi dibandingkan dengan November 2022 yang sebesar 119,1.

“Tetap kuatnya keyakinan konsumen pada November 2023 didorong oleh keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi saat ini maupun ekspektasi terhadap ekonomi ke depan yang tetap optimis,” kata Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono, dalam keterangan persnya, dikutip Ahad (10/12/2023).

Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) tercatat sebesar 113, turun dari Oktober 2023 yang sebesar 114,4, namun masih lebih dari November 2022 yang sebesar 110,3.

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) November 2023 tercatat 134,2, tidak berubah dari Oktober 2023, dan lebih tinggi dari November 2022 yang sebesar 127,9.

Bank Indonesia mencatat pada November 2023, keyakinan konsumen tetap optimis pada seluruh kategori pengeluaran.

Peningkatan optimisme terutama tercatat pada responden dengan pengeluaran Rp2,1-3 juta, yang grafiknya naik ke level 117,5 dibandingkan Oktober yang sebesar 115.

Optimisme kelompok pengeluaran Rp4,1-5 juta terpantau stagnan pada 128,3, dan turun pada kelompok pengeluaran di atas Rp5 juta menjadi level 132,3 dari 134,7 pada Oktober 2023.

Berdasarkan usia, keyakinan konsumen pada November 2023 terpantau optimistis, utamanya pada kelompok usia 20-30 tahun, stagnan pada kelompok usia 41-50 tahun. Optimisme konsumen turun pada kelompok usia 31-40 tahun, 51-60 tahun dan di atas 60 tahun.

Secara spasial, IKK meningkat di sebagian kota yang disurvei, terbesar di Banjarmasin (12,8 poin), diikuti Bandar Lampung (12,6 poin) dan Mataram (10,6 poin).

Sementara itu, sebagian kota lainnya mencatat penurunan IKK, terdalam di Pontianak (8,4 poin), dikuti Bandung (5,9 poin) dan Ambon (4,8 poin).

Untuk indeks kondisi ekonomi saat ini (IKE), tercatat sebesar 113, turun dari Oktober 2023 yang sebesar 114,4, namun masih lebih dari November 2022 yang sebesar 110,3.

Masih tetap kuatnya IKE November 2023 terutama didorong oleh Indeks Pembelian Barang Tahan Lama (Durable Goods) yang tercatat sebesar 110,2 meningkat 1,0 poin dari Oktober 2023.

Semetara itu, Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja dan Indeks Penghasilan Saat Ini menurun masing-masing sebesar 4,3 poin dan 0,8 poin menjadi 113,2 dan 115,6 pada November 2023.

Secara spasial, sebagian kota mencatat peningkatan IKE, terbesar di Bandar Lampung (16,0 poin), disusul Banjarmasin (13,9 poin) dan Banten (7,7 poin).

Sementara itu, sebagian kota lainnya mencatat penurunan IKE, terdalam di Pontianak (10,7 poin), disusul Medan (7,9 poin) dan Bandung (7,7 poin).

Pada November 2023 keyakinan konsumen dalam melakukan pembelian durable goods terpantau meningkat, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1-3 juta.

Berdasarkan kelompok usia, peningkatan Indeks Pembelian Durable Goods terjadi pada hampir seluruh kelompok usia responden, kecuali kelompok usia 41-50 tahun.

Sementara itu, optimisme responden terhadap penghasilan saat ini menurun dibandingkan bulan sebelumnya, terutama pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp1-2 juta.

Berdasarkan kelompok usia, penurunan indeks terdalam terjadi pada kelompok responden berusia 51-60 tahun, walaupun masih di area optimistis.

Selanjutnya, persepsi responden terhadap ketersediaan lapangan pekerjaan saat ini juga terindikasi turun dibandingkan bulan sebelumnya.

Indeks tercatat menurun pada hampir seluruh tingkat pendidikan dan kelompok usia, terdalam pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan Akademi dan kelompok usia 51-60 tahun.

Ekspektasi Stabil

Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) November 2023 tercatat 134,2, tidak berubah dari Oktober 2023, dan lebih tinggi dari November 2022 yang sebesar 127,9.

Tetap kuatnya IEK November 2023 didorong oleh ekspektasi terhadap penghasilan dan kegiatan usaha yang masing-masing tercatat sebesar 138 dan 133,2 pada November 2023, meningkat dari 135,7 dan 132,8 pada Oktober 2023.

Sementara ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja turun meski masih di zona optimistis, yaitu sebesar 131,4, lebih rendah dari 134 pada Oktober 2023.

Secara spasial, sebagian kota mencatat peningkatan IEK, terbesar di Mataram (16,5 poin), disusul Banjarmasin (11,7 poin) dan Padang (9,3 poin). Sementara, sebagian kota lainnya mencatat penurunan IEK, terendah di Ambon (7,5 poin), disusul Pontianak (6,2 poin) dan Bandung (4,1 poin).

Pada November 2023 ekspektasi konsumen terhadap penghasilan ke depan terindikasi tetap optimis pada seluruh kelompok pengeluaran dan usia responden, dengan indeks tertinggi pada kelompok pengeluaran di atas Rp5 juta dan pada kelompok usia 20-30 tahun.

“Ekspektasi konsumen terhadap perkembangan kegiatan usaha ke depan terindikasi meningkat, tertinggi pada responden dengan tingkat pengeluaran Rp2,1-3 juta. Sementara itu, dari sisi usia, peningkatan ekspektasi terhadap kegiatan usaha ke depan terutama terjadi pada kelompok usia 51-60 tahun,” kata Erwin.

Konsumen memprakirakan ketersediaan lapangan kerja pada 6 bulan mendatang menurun. Berdasarkan tingkat pendidikan, penurunan terdalam terjadi pada kelompok responden dengan tingkat pendidikan Akademi.

Sementara itu dari sisi usia, ekspektasi terhadap ketersediaan lapangan kerja terindikasi menurun pada seluruh kelompok usia, kecuali pada kelompok usia 20-30 tahun.

Keuangan Konsumen

Bank Indonesia mencatat pada November 2023, rata-rata proporsi pendapatan konsumen untuk konsumsi (average propensity to consume ratio), proporsi pembayaran cicilan/utang (debt to income ratio), dan proporsi pendapatan konsumen yang disimpan (saving to income ratio) tercatat relatif stabil dibandingkan dengan proporsi pada bulan sebelumnya, yaitu masing-masing sebesar 75,3%, 9,3%, dan 15,4%.

Berdasarkan kelompok pengeluaran, rata-rata porsi konsumsi terhadap pendapatan terpantau menurun untuk semua tingkat pengeluaran, kecuali responden dengan pengeluaran di atas Rp5 juta per bulan.

“Sementara itu, porsi tabungan terhadap pendapatan terindikasi meningkat pada responden dengan tingkat pengeluaran antara Rp2,1 juta – 5 juta per bulan,” kata Erwin. (Aji)

Baca Juga: Survei OJK : Kinerja Perbankan Terjaga hingga Akhir 2023

Exit mobile version