hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Survei BI: Didorong Persiapan Ramadan dan Idulfitri, Penjualan Eceran di Indonesia Masih Tumbuh pada Februari

Sumber: shutterstock

Peluang News, Jakarta — Survei Penjualan Eceran Bank Indonesia mengungkapkan indeks penjualan riil (IPR) pada bulan Februari 2025 diprakirakan mencapai 213,2, tumbuh 0,8% dibandingkan dengan IRR pada bulan sebelumnya.

Kenaikan angka IRR ini menjelaskan bahwa realisasi penjualan ritel di Indonesia pada bulan Februari diperkirakan masih tetap meningkat.

Menurut laporan tersebut, kinerja penjualan eceran tersebut terutama ditopang oleh Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor yang diprakirakan mengalami kenaikan penjualan menjelang Ramadan dan persiapan perayaan Idulfitri.

“Secara tahunan, kinerja penjualan eceran pada Februari 2025 diprakirakan mengalami kontraksi sebesar 0,5%,“ kutip laporan yang dirilis Bank Indonesia pada Rabu (12/3).

Perkembangan tersebut dipengaruhi oleh penurunan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, di tengah peningkatan Kelompok Peralatan Informasi dan Komunikasi, Subkelompok Sandang, dan Kelompok Bahan Bakar Kendaraan Bermotor.

Pada bulan sebelumnya, yaitu Januari 2025, angka IPR tercatat sebesar 211,5, angka itu mengalami kontraksi sebesar 4,7% dibandingkan posisi Desember 2024 setelah tumbuh 5,9% dari bulan sebelumnya.

Perkembangan ini sejalan dengan normalisasi permintaan masyarakat pasca perayaan Natal dan Tahun Baru yang menyebabkan kontraksi penjualan mayoritas kelompok, kecuali pada kelompok Suku Cadang dan Aksesori.

Secara tahunan, penjualan eceran pada Februari 2025 tumbuh 0,5%, lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan di bulan Desember 2024 sebesar 1,8%. Pertumbuhan IPR tersebut ditopang oleh peningkatan penjualan pada Kelompok Suku Cadang dan Aksesori serta Barang budaya dan Rekreasi.

Di sisi harga, survei BI mengungkapkan tekanan inflasi 3 bulan yang akan datang, yaitu pada April 2025, diprakirakan menurun, sementara tekanan inflasi 6 bulan yang akan datang, yaitu pada Juli 2025, diprakirakan meningkat.

Kondisi tersebut tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) pada posisi April 2025 yaitu sebesar 159,6, lebih rendah dibandingkan dengan periode sebelumnya sebesar 179,0. Perubahan itu dipengaruhi oleh normalisasi harga pasca-Ramadan dan perayaan Idulfitri.

Sementara itu, IEH pada Juli 2025 tercatat sebesar 155,4. Angka tersebut juga lebih tinggi dari periode sebelumnya sebesar 152,3 yang antara lain dipengaruhi oleh prakiraan peningkatan permintaan pada periode puncak liburan sekolah.

 

pasang iklan di sini