JAKARTA—Styrofoam dan plastik adalah limbah yang paling sulit untuk diuraikan di alam. Apalagi hanya kalau dibuang begitu saja memberikan dampak lingkungan. Di tangan seorang warga Cakung, Jakarta Timur bernama Surani, 58 tahun, kedua jenis limbah ini bisa dibuat barang kerajinan seperti lukisan, dekorasi pernikahan hingga pengganti batu bata untuk bangunan.
Surani mulai mengelola limbah ini dibantu putranya dengan melakuan riset terlebih dahulu. Pada perkembangannya Surani tidak saja meraup rupiah dengan berbagai produk dan menangani protek, tetapi membangun Re-cycle Academy untuk memberikan pelatihan kepada mahasiswa atau warga yang ingin mendaur ulang sampah.
Beberapa pelatihan yang sudah dilakukannya antara lain, pelatihan daur ulang bata plastik dan styrifoam di SMKN 26 Jakarta, yang kini di salah satu bangunannya ada dinding yang tebruat dari bata hasil kerja kerasnya. Satu bata dihargai Rp3.000 untuk ukuran kecil Rp5.000 per buah untuk ukuran besar.
Surani juga mendapatkan kesempatan mendekor Gerea Santo Petrus Yakobus di kawasan Mangga Besar. “Saya juga mendapat proyek membuat tiga dekor untuk Asian Games yang lalu masing-masing bernilai Rp1,5 juta dan di Bali bernilai Rp20 juta,” ungkap dia kepada Peluang melalui Whatsapp, Minggu, (20/9/20).
Surani-Foto: Dokumentasi Pribadi.
Dia melukis dengan styrofoam sejak 2008. Dia bertutur telah merantau ke Jakarta pada 1980. Awalnya binaan United Tractor ini memulai bisnis urug tanah pada1987, baru fokus menggarap styrofoam sejak tahun 2000. Dia suah melukis sejumlah tokoh mulai dari Presiden SBY, Jokowi, Gubernur DKI sumarsono, Djarot Syaifullah hingga Anies Baswedan.
“Pak Sumarsono membeli luisannya seharga Rp40 juta,” kenang Surani yang sudah menulis buku “1001 Cara Mengolah Sampah Styrofoam dan Campurannya” (Van).