Suntikan Dana Bergulir Angkat Aset KSPPS Nus Rp1,85 Triliun

Lebih dari 10 tahun bermitra dengan LPDB-KUMKM, KSPPS NUS Semarang, Jawa Tengah, sukses menyerap akumulasi pinjaman pembiayaan dana bergulir hingga Rp 235 miliar. Kinerja usahanya tumbuh ciamik dengan capaian aset Rp1,85 triliun.

Gedung BMT

Mendapatkan dana berbunga murah untuk modal kerja tentu tidak mudah. Tetapi tidak demikian jika Anda mampu mengakses pinjaman pembiayaan dana bergulir dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM). Lembaga yang merupakan satuan kerja dari Kementerian Koperasi UKM ini bisa menggelontorkan pinjaman modal kerja untuk koperasi hanya berkisar 3 persen sliding. Tentu saja persyaratannya tidak mudah karena koperasi yang akan menjadi mitra usaha harus punya tata kelola usaha yang baik dengan kinerja usaha yang tumbuh positif.

Bagi Koperasi Simpan Pinjam Pembiayaan Syariah Nusa Ummat Sejahtera (KSPPS NUS), dapat bermitra dengan LPDB-KUMKM merupakan prestasi tersendiri. Apalagi kemitraan tersebut terjalin sejak 2012 dan dipercaya mengakses dana bergulir hingga tujuh kali pembiayaan dengan total Rp235 miliar. Rinciannya, pinjaman pertama pada tahun 2012 dengan plafon sebesar Rp10 miliar, dan kedua tahun 2020 sebesar Rp40 miliar. Kedua pembiayaan tersebut kini berstatus lunas. Setahun berikut, pada 2021 pembiayaan ketiga dan keempat masing-masing sebesar Rp30 miliar. Lalu, pada 2022, cair pembiayaan kelima dan keenam sebesar Rp50 miliar dan Rp75 miliar. Tahun ini, pembiayaan ketujuh cair sebesar Rp50 miliar.  Kelima pembiayaan tersebut hingga kini berstatus kolekbilitas pembayaran lancar.

Informasi tentang dana murah LPDB-KUMKM, kata Ketua KSPPS NUS M. Amrullah Reza Putra Tara, diperoleh melalui sosialisasi di Dinas Koperasi dan UKM setempat dan juga melalui media sosial. Ia tertarik dengan lembaga ini, karena  menawarkan tarif bagi hasil yang paling rendah dibandingkan dengan lembaga keuangan atau perbankan lain.

“Kami memang senantiasa mencari informasi mengenai dana-dana pembiayaan murah dari sumber-sumber penyedia dana atau lembaga-lembaga keuangan di Indonesia. Melalui pembiayaan murah tersebut kami gunakan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan usaha anggota,” ujarnya.

Saat ini, sambung Amrullah, fasilitas pembiayaan LPDB-KUMKM merupakan produk pembiayaan unggulan di KSPPS NUS dengan nama “Murabahah-LPDB”. Pembiayaan ini menawarkan margin paling rendah di antara semua fasilitas di KSPPS NUS, dengan proses pengajuan yang mudah, fasilitas ini disalurkan kepada anggota untuk modal kerja produktif sampai dengan plafon pembiayaan sebesar Rp250 juta.

Diakui, kehadiran dana bergulir LPDB-KUMKM, sangat membantu koperasi dalam menyediakan modal usaha untuk anggota dengan bagi hasil paling rendah di antara lembaga keuangan atau perbankan yang lain. BLU KemenkopUKM ini juga mendorong KSPPS NUS untuk terus berkembang dan bertumbuh, dengan solusi terbaik apabila menghadapi kesulitan atau hambatan.

Berdiri sejak tahun 2003, KSPPS NUS yang merupakan koperasi primer tingkat nasional, kini merupakan salah satu koperasi besar di Provinsi Jawa Tengah dan juga di Indonesia. Dari kantor pusatnya yang berlokasi di Jalan Raya Semarang-Kendal, koperasi ini mengendalikan operasional 105 kantor cabang dengan total karyawan 857 orang dan anggota 227.360 orang. (Irm)

Exit mobile version