octa vaganza

Sukarno Hadirkan KOTOE

Presiden Soekarno membentuk Komando Tertinggi Operasi Ekonomi (KOTOE) yang diketuai oleh dirinya sendiri, diikuti dengan pembentukan Kesatuan Operasi (Kesop).  Stafnya terdiri dari  h. Djuanda sebagai Wakil Panglima Besar I, Subandrio sebagai Wakil Panglima Besar II, sementara  Dr Sumarno dari Bank Indonesia menjadi Kepala Staf dan Leimena wakilnya.

Komando pertama yang diucapkan Soekarno ialah pengumpulan padi secara gotong-royong. Komando tersebut merupakan instruksi penertiban dalam pengerjaan pemungutan padi, penertiban dalam distribusi.  Pelaksanaannya merupakan gotong royong antara petugas pemerintah dan masyarakat sendiri. Komando ini sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 1961 pada 13 Desember yang menghendaki adanya pembelian padi di daerah tingkat 1, daerah tingkat II.  Pemerintah waktu itu menghendaki agar harga padi kering desa harus seimbang dengan harga bahan pokok petani.

Pada perjalanannya sejarah mencatat KOTOE maupun Kesop dan sejumlah kebijakan ekonomi  tidak menampakkan hasil bagi pemulihan perekonomian.  Maksud utama komando itu ialah agar harga beras stabil. Terbukti sebaliknya, pada 1964 harga beras kualitas rendah saat itu mencapai Rp202,08/kg, meningkat lebih dari tiga kali lipat pada 1965 mencapai Rp726,04/kg. (Irvan)

Exit mobile version