SATU lagi subsidi bakal dihapus. Kali ini menyangkut pupuk, yang justru amat menentukan produktivitas petani. Penghapusan subsidi benih padi diprediksi sampai Rp1,3 triliun. Dampaknya akan sangat dahsyat. Benih padi yang selama ini hanya Rp2.500/kg bisa melambung jadi Rp11.000/kg. Maka, jargon “muliakan petani” pun akan jadi omong kosong.
Jika diberlakukan, kebijakan itu akan mematahkan gairah petani. “Lama-lama bisa hilang profesi petani. Kalau subsidi pupuk dihapus, harus ada pengganti subsidi lain yang lebih efektif, misalnya subsidi di hilir,” ujar Wakil Ketua Komisi IV DPR, Daniel Johan. Buykankah smerupakan mekanisme formal dan sah untuk mewujudkan keadilan sosial?
Akibat lebih lanjut, petani akan makin kesulitan ketika benih bersertifikat menjadi mahal. Mereka otomatis lebih memilih benih mereka sendiri atau membeli dari petani lainnya yang keunggulannya tidak terukur. Jika terus berlangsung, sangat mungkin benih yang beredar di petani justru benih berkualitas rendah. Dengan rendemen atau hasil produksi yang tidak maksimal tentunya.
Terus terang, amat sulit mencerna logika penghapusan subsidi pupuk ini.
Cipta Hadi
Subang, Banten