Jakarta (Peluang) : Dalam keterpurukan dampak badai pandemi, KKGJ terus berinovasi dengan berbagai terobosan mengembangkan unit usaha seperti SPBE.
Pandemi Covid-19 yang menerpa dunia termasuk Indonesia telah memporak porandakan perekonomian. Pandemi juga mempengaruhi kinerja koperasi.
Untuk terus berkibar ditengah guncangan wabah, koperasi pun dituntut untuk membuat terobosan atau inovasi program dalam upaya memberikan pelayanan terbaik bagi anggota. Seperti yang dilakukan oleh Koperasi Keluarga Guru Jakarta (KKGJ).
Ketua Pengurus KKGJ, Tahya mengatakan, dua tahun Indonesia diterpa pandemi Covid-19, semua sektor terdampak, termasuk koperasi. Dan untuk tetap bangkit, KKGJ mencari solusi terbaik guna memberikan pelayanan bagi para anggota.
Contohnya, sebut Tahya, pada tahun 2020-2021 dengan ada peraturan tunjangan pegawai pemerintah provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang diterima tidak penuh.
“Maka di koperasi pun kami melakukan relaksasi, terutama bagi saudara kami yang kesulitan dalam menyicil atau membayar simpanan. Kami melakukan relaksasi untuk meringankan beban anggota,” kata Tahya kepada Majalah Peluang.
KKGJ juga berupaya mencari terobosan baru, antara lain unit-unit usaha berpotensi seperti gas dan Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) lebih dioptimalkan lagi.
“Unit-unit usaha potensial seperti gas dan SPBU, kami optimalkan. Sehingga antara satu unit dengan unit yang lain saling menutupi. Alhamdulillah di tahun 2021, kami masih mencatat Sisa Hasil Usaha (SHU) yang bisa kami bagikan kepada anggota,” ungkap Tahya.
Namun demikian kata Tahya, di tahun 2022 ini perkembangan belum menggembirakan. “Mungkin pertumbuhannya itu antara 4-5 persen yang kami alami,” ujarnya.
Sehingga lanjut Tahya, untuk mematok SHU pada tahun 2023, pihaknya belum berani besar karena disesuaikan dengan perkembangan tahun 2022. Di mana pertumbuhannya tidak melampaui di angka 7 persen.
“SHU untuk 2023, kami targetkan di angka 3,2 persen,” tambah Tahya.
Manfaat Dana Bergulir dari LPDB-KUMKM
Dalam menyiasati kondisi ekonomi di tahun 2022 mengingat kata Tahya, terjadinya pergeseran unit usaha simpan pinjam yang kompetitornya cukup besar. Maka untuk mengatasi persaingan itu, KKGJ menambah unit usaha yang mudah dikontrol namun menguntungkan. Seperti penambah unit usaha gas dan juga melakukan revitalisasi SPBE (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Energi).
“Alhamdulillah untuk revitalisasi SPBE, kami mendapat bantuan dana bergulir dari Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir Koperasi Usaha Mikro Kecil Menengah (LPDB-KUMKM),” ucap Tahya.
Menurut Tahya, dana bergulir yang diterimanya sudah digunakan untuk revitalisasi SPBE yang memang membutuhkan modal besar. Namun saat ini juga hasilnya telah dirasakan yakni produksi meningkat.
“Di mana dulu SPBE mesinnya saja masih manual, sekarang sudah digital. Dulu hanya mampu produksi pengisian tabung gas sekitar 20 ton dalam sehari. Dengan mesin digital ini sudah bisa sampai 50 ton sehari. Alhamdulillah ada penambahan,” ujar Tahya.
Selain untuk revitalisasi SPBE, sebagian dana bergulir dari LPDB-KUMKM juga digunakan untuk tambahan modal kerja bagi agen gas di sekitar Tambun, Bekasi, Jawa Barat.
“Alhamdulillah angsuran cicilan ke LPDB-KUMKM lancar hampir setahun ini, dan hasil yang kami dapatkan juga ada tambahan pendapatan. Mudah-mudahan nanti saat laporan pertanggungjawaban yang diagendakan pada Maret 2023 akan lebih terlihat lagi hasilnya,” kata Tahya.
Untuk jangka waktu angsuran, KKGJ memilih lima tahun. Karena menurut Tahya, kalau lewat dari lima tahun itu terlalu panjang dan perhitungannya tidak masuk.
Namun dengan jangka waktu lima tahun angsuran dari perhitungan pendapatan setelah revitalisasi. “Setelah setahun berjalan angsuran tersebut, ternyata betul ada tambahan penghasilan. Ada sisa setelah bayar cicilan,” ujarnya.
Menurut Tahya, itulah strategi yang KKGJ lakukan. Apalagi di satu sisi minat terhadap Unit Simpan Pinjam (USP) agak melandai. Namun tentunya pihaknya harus terus berupaya bagaimana KKGJ bisa menutup kekurangan-kekurangan itu dari unit usaha lain.
KKGJ terus berusaha dengan membuat berbagai program menarik agar unit simpan pinjam ini kembali diminati oleh anggota.
“Selama ini pandemi ini agak kurang. Karena dulu kan anggota KKGJ itu sebagian besar peminjam itu untuk investasi. Tapi sekarang diperhatikan untuk konsumtif, sehingga relatif kecil pinjaman anggotanya. Tidak seperti itu untuk investasi beli rumah atau sekolah,” jelasnya.
Kembangkan KKGJ Mart
Selain penambahan unit usaha gas, KKGJ juga mengembangkan waralaba yaitu KKGJ Mart.
Kantor pusat KKGJ Mart ini, lokasinya dulu ada di Jalan I Gusti Ngurah Rai, Jakarta Timur. Dalam pendirian unit usaha itu, KKGJ bekerja sama dengan Alfa. Namun seiring waktu berdiri sendiri.
“Teman-teman mencoba bagaimana kita berdiri sendiri. Itu tergambar di visinya harus mandiri. Sekian tahun kami bekerja sama dengan Alfa, kami belajar sehingga insya Allah bisa diterapkan dan sudah berjalan KKGJ Mart ini,” kata Tahya.
Karena menurutnya, mengingat guru yang pensiun sangat banyak dan secara otomatis mereka langsung keluar dari keanggotaan KKGJ.
Namun dengan kebijakan pemprov yang baru tentang guru P3K yang diperbolehkan untuk menjadi anggota KKGJ.
“Kemarin, ibu Kepala Dinas Pendidikan merestui kami untuk merekrut guru P3K jadi anggota. Alhamdulillah ada penambahan anggota baru dari guru P3K pada tiga bulan terakhir tahun ini yaitu September, Oktober dan November sebanyak 1025 orang,” ungkap Tahya.
“Target kami itu 4 ribu anggota sampai 2023 tercapai. Ini baru 25 persen, mudah-mudah berkembang terus,” tambahnya.
Terkait simpan pinjam anggota, KKGJ dalam kondisi badai Covid-19 dan saat ini perekonomian belum pulih 100 persen pun, tanggungjawab jasa simpanan tetap dipenuhi sesuai aturan yang telah disepakati.
“Jasa simpanan masih di atas deposito, karena uang tersebut kami manfaatkan untuk usaha,” ujarnya.
Kembangkan Dana SHU
Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan anggota, KKGJ gencar mengembangkan pemberdayaan di bidang sosial dan pendidikan. Di mana pendanaan program tersebut sebesar 15 persen diambil dari Sisa Hasil Usaha (SHU).
“Dana sosial dan pendidikan sebesar 15 persen, kami cadangkan dari SHU. Mudah-mudahan dengan mulai menggeliat lagi ekonomi ini, KKGJ kembali bangkit dan insha Allah volume kegiatan juga bisa seperti dulu lagi,” tandas Tahya.