MANTAN Menteri Keuangan (Menkeu) Chatib Basri angkat bicara tentang penyebab ekonomi Indonesia stagnan pada angka 5%. Salah satunya karena Indonesia kurang cepat dalam mengembangkan industri manufaktur.
Pertumbuhan ekonomi Indonesia tertinggal dari beberapa negara tetangga. Mereka sudah menembus di atas 6%. “Pertumbuhan ekonomi Singapura 5,5%, Malaysia 6,2%, Thailand 6%, Filipina 6,9%, Vietnam 7,5%, Indonesia masih stagnan di 5%. Kenapa Indonesia stagnan tapi negara lain lompat dengan cepat?
Semua negara yang berlari lebih cepat dari Indonesia tersebut, kata Chatib, karena basisnya manufaktur. Makanya, ketika ekonomi Amerika Serikat mengalami recovery, porsi besar adalah industrialiasi. Negeri-negeri tetangga mampu begitu cepat mengalami kenaikan, padahal ekonomi kita pada dasarnya bagus.
Sebenarnya, kondisi ekonomi Indonesia dari segi makro sudah baik. Misalnya, inflasi terkendali hingga current account defisit (CAD) terjaga. “Makro sudah oke, kita sudah harus ke sesuatu yang lebih dari stabilitas makro. Modelnya kira-kira seperti apa. Kita tak mungkin bertahan di manufaktur yang mengandalkan buruh murah,” ujarnya
Indonesia tentu tidak bisa langsung beralih ke manufaktur berbasis teknologi tinggi. Kita bisa mengambil porsi yang menengah. Yaitu manufaktur berbasis human capital, misalnya membuat produk batik, craft, kerajinan. “Market ini merupakan peluang yang bisa dimanfaatkan.”
Sejak 2013, eonomi Indonesia tumbuh di kisaran lima persen. Berdasarkan data Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, ekonomi RI tumbuh di level 5,56% pada 2013. Angka tersebut turun menjadi 5,01% pada 2014. Kabar baiknya, stagnansi pertumbuhan ekonomi tersebut diiringi dengan perbaikan pada indikator sosial seperti tingkat kemiskinan, tingkat pengangguran, dan tingkat ketimpangan.●