JAKARTA—Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan 53,76 persen pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) adalah kaum hawa dengan 97 persen pekerjanya adalah wanita.
Kontribusinya terhadap ekonomi sebesar 61 persen. Saat ini, mereka sudah memiliki daya kompetisi ekspor dengan pangsa pasar 14,4 persen.
“Perempuan memiliki kecerdasan dalam berinvestasi. Pada instrumen ritel Indonesia, ORI17 (obligasi negara ritel) yang totalnya Rp18,34 triliun, sebanyak 55,8 persen investornya adalah wanita. Kemudian, partisipasi pada ORI18 meningkat menjadi 57,82 persen,” ujar Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah, Jakarta, Rabu (21/4/21).
Dengan demikian Sri Mulyani Indrawati menuturkan, perempuan memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan perekonomian.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh McKinsey, apabila ketidaksetaraan gender dapat dikurangi maka produk domestik bruto alias PDB dunia akan meningkat sekitar 12 triliun dolar AS pada 2025.
Hal ini menunjukkan mengurangi ketidaksetaraan gender tidak hanya penting dari sisi keadilan, moral tetapi juga dari sisi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan.
Lebih lanjut, jika hanya dilihat untuk kawasan Asia Pasifik, adanya kesetaraan gender dan peranan perempuan yang sama di bidang perekonomian, akan menambah pertumbuhan senilai 4,5 triliun dolar AS.
Hal ini menggambarkan sebuah negara atau perekonomian yang inklusif secara gender akan memberikan suatu manfaat dalam bentuk daya tahan dan nilai tambah perekonomian.
“Dengan kesetaraan nilai tambah bagi perekonomian akan meningkat sebesar 26%. Sebuah angka yang luar biasa,” kata Sri Mulyani.
Untuk itu, dalam mendesain pemulihan ekonomi nasional atau PEN di Indonesia, pemerintah juga menyusun program dengan dimensi gender dan kelompok rentan.
Pemerintah mengklaim telah memprioritaskan perlindungan sosial seperti program PKH, Sembako, dan bantuan langsung tunai terutama untuk kepala keluarga perempuan.
“Mereka yang bertugas untuk menjaga agar keluarganya tetap bisa berjalan dan bisa anak-anaknya sekolah maka dukungan itu menjadi luar biasa penting,” pungkas staf pengajar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia ini.








