hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Soto Banjar dan Dawet Ireng Manjakan Lidah Pengunjung Festival Pangan Lokal

Suasana Festival Pangan Lokal di Kemendag.
Suasana Festival Pangan Lokal di Kemendag.

PeluangNews, Jakarta-Sejak pagi hari, aroma gurih kaldu memenuhi udara di halaman Gedung I Kementerian Perdagangan. Tenda Soto Banjar Bang Suhai tampak ramai didatangi pengunjung bahkan sebelum jam kantor dimulai. Di meja saji, tumpukan mangkuk berisi suwiran ayam kampung, mi, perkedel, dan setengah telur asin menunggu disiram kuah bening nan gurih khas Kuin, Banjarmasin. Rempahnya ringan, tapi meninggalkan kesan dalam, apalagi setelah ditaburi bawang goreng dan disiram perasan jeruk nipis. Di sampingnya, segelas es dawet ireng menjadi pelengkap sempurna untuk memulai hari.

Suasana ini berlangsung selama dua hari, dalam Festival Pangan Lokal yang digelar Kementerian Perdagangan pada 1–2 Oktober 2025 lalu. Dari tujuh pelaku UMKM kuliner yang ikut serta, perhatian pengunjung tertuju pada dua stan utama: Soto Banjar Bang Suhai dan Dawet Ireng Bejo.

Suhaimin, atau akrab disapa Bang Suhai, bukan penjual soto sembarangan. Ia menceritakan bagaimana usahanya sempat menjadi salah satu menu pilihan di Istana Merdeka saat peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. “Kami putra daerah Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kami melihat ada peluang bisnis besar di Jakarta, bahkan di Asia Tenggara,” ujarnya. Kini, Bang Suhai tengah bersiap tampil di Pangan Nusa 2025, bagian dari Trade Expo Indonesia (TEI) yang akan digelar 15–18 Oktober di ICE BSD, Tangerang. Ia berharap dukungan Kementerian Perdagangan bisa membuka peluang ekspor untuk kuliner khas Banjar ke luar negeri.

Sementara itu, di sisi lain tenda, antrean panjang mengular di depan Dawet Ireng Bejo. Sajian khas Purworejo, Jawa Tengah, itu tak pernah sepi pembeli. Bahkan, menjelang siang antrean sempat terpecah menjadi dua: mereka yang masih sabar menunggu dan yang akhirnya menyerah karena panjangnya barisan.

Pemiliknya, Achmad Tri Laksono, menjelaskan rahasia cita rasa dawet buatannya. Sekilas tampilannya sama seperti dawet ireng lainnya, namun ia menggunakan creamer nabati sebagai pengganti santan dan dawet bertekstur lebih tebal serta kenyal. Selain varian gula kelapa klasik, ia juga menghadirkan rasa mocca dan matcha untuk menarik minat generasi muda. “Dulu saya pernah coba varian durian, tapi ternyata cepat basi dan rasanya berubah, jadi saya hentikan,” ujarnya sambil membereskan peralatan dagang setelah jualannya ludes sebelum jam makan siang.

Kisah Bang Suhai dan Achmad menjadi contoh bagaimana kuliner bisa menjadi cara bercerita yang khas. Melalui cita rasa, mereka menghadirkan budaya, ketekunan, dan semangat wirausaha lokal.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag, Iqbal Shoffan Shofwan, menyampaikan bahwa Pangan Nusa 2025 akan menjadi wadah strategis bagi pelaku UMKM kuliner untuk memperluas pasar. Acara ini akan menghadirkan pengalaman kuliner sekaligus membuka peluang bisnis dengan calon pembeli internasional.

Selain soto banjar dan dawet ireng, sebanyak 186 produk lokal akan hadir di Pangan Nusa 2025, dengan 149 di antaranya telah memenuhi standar ekspor. Sebanyak 37 gerai kuliner dan belasan food truck siap menggugah selera pengunjung pada 15–18 Oktober mendatang di ICE BSD, Tangerang.

pasang iklan di sini