hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Skor PPH 2025 Naik, Kualitas Konsumsi Pangan Masyarakat Semakin Baik

Skor PPH Indonesia pada 2025 mencapai 95,1, melampaui target nasional. Data Susenas menunjukkan konsumsi masyarakat semakin beragam dan bergizi seimbang.

Ilustrasi : Istimewa

PeluangNews, Jakarta – Kualitas konsumsi pangan masyarakat Indonesia menunjukkan perkembangan yang semakin baik. Indikasi ini tampak dari capaian Skor Pola Pangan Harapan (PPH) tahun 2025 yang berhasil meningkat dibandingkan tahun sebelumnya, sekaligus melampaui target rencana strategis pemerintah.

Skor PPH nasional pada 2025 tercatat mencapai 95,1, naik dari posisi 93,5 pada 2024. Angka tersebut juga telah melebihi target Renstra Badan Pangan Nasional (Bapanas) tahun 2025 yang ditetapkan sebesar 94,0. Capaian ini menggambarkan semakin beragamnya konsumsi pangan masyarakat dan perbaikan kualitas gizi.

Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas, Rinna Syawal, menjelaskan bahwa metode penghitungan PPH pada tahun ini tidak mengalami perubahan besar. Namun, terdapat pembaruan angka konversi pada makanan jadi serta makanan atau minuman manis untuk menyesuaikan dengan pola konsumsi masyarakat saat ini, serta meminimalkan underestimated pada sejumlah komoditas.
“Metodologi penghitungan skor PPH tahun 2025 sebenarnya masih sama. Namun terdapat update angka konversi pada makanan jadi, maupun makanan atau minuman manis, guna mengakomodasi perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini, juga meminimalkan underestimated data di sejumlah komoditas,” jelasnya dalam Sosialisasi Skor PPH dan Data Konsumsi Pangan Hasil Susenas Maret 2025.

Skor PPH diperoleh dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) yang mencatat konsumsi dan pengeluaran pangan rumah tangga dari 9 kelompok pangan utama, mulai dari padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, sayur dan buah, hingga bahan minuman dan bumbu-bumbuan.

Dalam kesempatan yang sama, Statistisi Ahli Madya BPS, Amiek Chamami, mengungkapkan Susenas 2025 mengambil sampel 345.000 rumah tangga dari seluruh provinsi dan kabupaten/kota. Survei dilakukan pada Februari guna menghindari bias akibat konsumsi saat Ramadan. Ia menambahkan jumlah komoditas dalam kuesioner ditingkatkan dari 197 menjadi 225 untuk menangkap variasi konsumsi yang semakin beragam.
“Survei dilakukan pada Februari 2025 untuk menghindari bias konsumsi selama Ramadhan di bulan Maret 2025. Selain itu, jumlah komoditas dalam kuesioner ditingkatkan dari 197 menjadi 225 komoditas untuk menangkap variasi konsumsi secara lebih komprehensif,” ujarnya.

Statistisi Muda BPS, Ofi Ana Sari, menjelaskan bahwa untuk meningkatkan akurasi data mikro, komposisi makanan kini dihitung secara lebih rinci berdasarkan kandungan gizi masing-masing, termasuk gula.
“Misalnya nasi campur, dihitung karbohidrat dari beras, proteinnya, lemaknya, sayurnya. Makanan jadi seperti es krim, kopi instan, roti, dan olahan ikan atau daging juga sekarang ada perincian gula,” ungkapnya.

Hasil Susenas menunjukkan konsumsi masyarakat pada 2025 semakin variatif. Konsumsi sayur dan buah mencapai 251,34 gram per kapita per hari, melebihi target 245,33 gram. Konsumsi pangan hewani tercatat 133,37 gram per kapita per hari, melampaui target 129,11 gram. Asupan protein mencapai 62,8 gram per kapita per hari, juga melampaui rekomendasi 57 gram. Sementara itu, konsumsi energi berada pada 2073 kkal per kapita per hari, mendekati standar ideal 2100 kkal. Adapun konsumsi umbi-umbian sebesar 50,22 gram, masih sedikit di bawah target 53,40 gram.

Rinna menegaskan bahwa capaian tersebut merupakan kemajuan penting dalam upaya perbaikan pola konsumsi pangan nasional.
“Ini adalah kemajuan signifikan yang patut kita syukuri, ada 72 kabupaten/kota dengan capaian di atas skor PPH nasional. Jumlah provinsi dengan skor di atas PPH nasional juga bertambah,” pungkasnya.

Bapanas mendorong penguatan penganekaragaman konsumsi pangan berbasis potensi lokal, sesuai amanat Perpres 81/2024 tentang Percepatan Penganekaragaman Pangan Berbasis Potensi Sumber Daya Lokal.

Adapun provinsi dengan skor PPH tertinggi di atas rata-rata nasional tahun 2025 adalah:

Jawa Tengah: 96,9
DI Yogyakarta: 96,9
Banten: 95,9
Jawa Timur: 95,83
Nusa Tenggara Barat: 95,3
Sumatera Selatan: 95,1

 

pasang iklan di sini