
Peluang News, Jakarta – Komisi Pemilihan Umum (KPU) telah menetapkan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul dalam pemilu presiden yang lalu.
Berdasarkan hasil rekapitulasi KPU, suara sah pasangan capres-cawapres nomor urut 2 itu sebanyak 96.214.691 dari total suara sah nasional. Sedangkan pasangan Anies-Cak Imin meraih 40.971.906 suara, dan Ganjar-Mahfud 27.040.878 suara
Atas perolehan suara sah sebesar 16% itu, capres Ganjar Pranowo mengungkit Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) yang dinilai bermasalah.
“Kami hanya bisa mengakses satu saja dari tampilan yang ada di KPU, dan itu yang saya katakan bahwa ada alat bantu yang kurang jelas,” ucap Ganjar saat konferensi pers di Jl Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (21/3/2024).
“Justru itulah kami kemudian bertanya dari angka-angka yang diproses dari Sirekap yang ada sampai akhirnya Sirekap itu dihentikan. Ini menjadi pertanyaan kami. Jadi kami tidak bisa kembali ke cerita gembos-menggembos, tapi cerita yang ada dari hasil yang ada inilah yang akan dijadikan bukti nanti dari kawan-kawan tim hukum,” tutur dia.
Menurut dia, server yang buruk ini akan dijadikan salah satu alat bukti pada laporannya ke Mahkamah Konstitusi (MK) nanti.
“Sebelumnya juga sudah ada yang bercerita satu persatu buruk server-nya yang mulanya tidak diakui kemudian diakui (oleh KPU). Nah inilah bukti-bukti yang kami akan tunjuk,” ujar mantan Gubernur Jawa Tengah itu.
Ganjar Pranowo dan Mahfud MD menegaskan, siap mengajukan gugatan sengketa hasil Pilpres 2024 ke MK. Dia mengatakan sudah menyiapkan tim hukum untuk mendaftarkan perkara tersebut.
“Kami sudah menyiapkan tim hukum untuk kita segera mendaftarkan, apakah besok atau Sabtu, untuk segera kita menyampaikan seluruh yang ada, yang kami persiapkan untuk menjadi pertimbangan hakim konstitusi nantinya,” ujar Ganjar.
Dia menegaskan hal ini bisa menjadi momentum yang bagus untuk MK menunjukkan kredibilitasnya. Setelah sebelumnya berbagai polemik yang dihadapi MK selama Pilpres 2024 berlangsung.
“Setelah dulu ada putusan MKMK, setelah juga kita melihat penyelenggara mendapatkan hukuman etik, maka tentu saja kita harus mengembalikan kredibilitas demokrasi kita menjadi ini jauh lebih baik,” tutur Ganjar.
Dia juga mengaku mendapat beberapa aduan terkait Pilpres 2024. Mulai dari money politics hingga adanya cerita intimidasi pada relawannya.
Ganjar menambahkan, sikap 01 dan 03 sama-sama melapor ke MK terkait hasil Pilpres 2024. Tak ada komunikasi khusus diantaranya keduanya, namun ia menyebut mereka memiliki catatan yang sama.
“Kami sama-sama punya pikiran bahwa rasanya, saya tidak berkomunikasi langsung soal ini. Tapi rasa-rasanya kami punya catatan yang sama soal ini. Dan kita tidak akan membiarkan,” ujar Ganjar.
Sementara itu, cawapres Mahfud MD menegaskan, Pemilu 2024 menjadi pemilu yang paling susah dibandingkan dengan pemilu-pemilu sebelumnya. Banyak aparat yang turun hingga adanya ancaman politik.
“Tapi pemilu yang sekarang ini dinilai oleh banyak pakar, pelaku politik yang sudah senior sekali, sebagai pemilu yang paling susah karena memang tidak ada pemilu sebelumnya yang seperti ini, di mana aparat turun, meskipun bilang tidak kampanye, isinya pasti dirasa kampanye,” tutur mantan Menko Polhukam itu. []