MEDAN—Industri MICE dewasa ini mengalami perkembangan pesat di Indonesia, hal ini ditandai dengan terpilihnya Indonesia sebagai tempat dan host pelaksanaan berbagai event internasional.
Berbagai kegiatan MICE di tanah air umumnya terkonsentrasi di 10 kota utama yaitu Jakarta, Denpasar, Bandung, Yogyakarta, Makassar, Surabaya, Medan, Manado, Semarang dan Batam.
Tentunya hal tersebut berkat dukungan kebijakan pemerintah khususnya Kementerian Pariwisata (Kemenpar) dalam pemberdayaan industri MICE, partisipasi dunia usaha (EO, PCO, PEO, Hotel, Restaurant, pengelola Convention) dan partisipasi dunia pendidikan dalam menyediakan sumber daya manusia professional di bidang MICE.
Dalam rangka mempromosikan 10 destinasi MICE tersebut, Kementerian Pariwisata mengadakan Promosi 10 Destinasi MICE di Sumatera Utara yang akan berlangsung di Grand Mercure Medan Angkasa dan Taman Simalem Resort Danau Toba pada 19 – 22 September 2018 lalu.
Asdep Pengembangan Pemasaran I Regional I Masruroh mengatakan, ajang ini menjadi pertemuan yang mempertemukan sellers di bidang pariwisata dan buyers dari perusahaan multinasional.
“Kegiatan ini merupakan ajang business travel mart yang berfokus pada industri MICE di Indonesia. Tidak hanya melaksanakan table top, Kemenpar juga mengundang para buyers melakukan post tour dan bermalam di Simalem Resort Danau Toba dengan harapan agar lebih mengenal Sumatra Utara sebagai destinasi wisata,” kata Masruroh.
New Business Development PT Singa Mas Indonesia, anak perusahaan Charoen Pokphand Santo Kadarusman selaku buyers menambahkan “MICE seperti ini yang kami harapkan, selain bisa jumpa dengan sellers dan juga bisa bertukar info dengan sesama buyers”
Semakin banyaknya rute penerbangan langsung menuju Bandar Udara Internasional Kuala Namu, serta Bandar Udara Silangit dan Bandar Udara Sibisa, maka jumlah wisatawan nusantara dan mancanegara yang berkunjung ke Sumatera Utara diharapkan akan meningkat pesat.
Sejak 2011, Kota Medan juga telah ditetapkan sebagai kota metropolitan baru sekaligus sebagai salah satu dari 10 kota utama sebagai tujuan wisata MICE di Indonesia dan menjadi hub bagi kota-kota penting lainnya di Sumatera Utara, seperti Kota Binjai, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Karo.
“Corporate market adalah pasar yang menjanjikan. Dalam kondisi krisis sekalipun, mereka akan tetap membutuhkan tempat (venue) untuk melakukan pertemuan. Pasar MICE secara ekonomi juga lebih menguntungkan baik dari sisi kualitas maupun kuantitas. Umumnya wisata MICE pelaksanaannya lebih terorganisir, dengan dana yang cukup besar,” papar Masruroh.
Kegiatan MICE khususnya corporate meetings dan incentive travels merupakan salah satu sektor utama yang menjadi perhatian Kementerian Pariwisata. Dengan pengelolaan yang lebih baik untuk memfasilitasi networking antara sellers Indonesia dengan para corporate buyers, maka akan meningkatkan jumlah kegiatan MICE yang dilakukan perusahaan nasional/internasional di Indonesia.
“Wisatawan MICE memiliki keunggulan karena mereka pada umumnya adalah opinion leader yang berasal dari kalangan pengusaha, profesional maupun pemerintahan, yang melakukan kegiatan pada saat low-season.” ujar Masruroh yang akrab disapa Iyung ini.
Wisatawan MICE juga berpotensi untuk menjadi leisure traveler pada saat yang bersamaan, dan karena mereka umumnya opinion leader maka kekuatan word-of-mouth tentang destinasi akan memberi dampak yang lebih kuat dalam promosi. Sehingga, promosi MICE akan sangat berkontribusi dalam pendapatan devisa negara dan menggerakkan perekonomian.
Sebagai tuan rumah, Provinsi Sumatera Utara memiliki banyak objek wisata yang menarik yang sangat indah untuk dikunjungi, terutama Danau Toba yang ditetapkan menjadi salah satu Destinasi Prioritas, sudah ditata dan dikelola dengan lebih baik. Ditambah lagi dengan dibentuknya Badan Pelaksana Otorita Danau Toba (BPODT) yang bertugas mendukung promosi pariwisata Danau Toba dan Sumatera Utara.