Kopmen BMI akan memasok kebutuhan material bangunan yang diperlukan dalam pengerjaan proyek infrastruktur di internal maupun eksternal.
Koperasi BMI Group tidak main-main dalam menggarap proyek-proyek infrastruktur dasar dari pihak eksternal. Ini terlihat dari upaya pembentukan konsorsium dengan melibatkan 16 mitra konstruksi dan air. Kolaborasi ini akan memberikan nilai tambah bagi koperasi dan mitra serta pemberi proyek karena kualitas pekerjaan infrastruktur akan lebih terjamin.
Salah satu pihak yang terlibat dalam konsorsium tersebut adalah Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI). Seperti diutarakan Direktur Utama Kopmen BMI Radius Usman, pihaknya sangat mendukung rencana pembentukan konsorsium Koperasi BMI Group dengan mitra.
“Sesuai kompetensi yang kami miliki akan mendukung penyediaan material bahan bangunan yang diperlukan dalam pengerjaan proyek infrastruktur seperti jaringan pipa air maupun pembangunan perumahan,” ujar Radius.
Seperti diketahui, pengerjaan proyek-proyek infrastruktur akan meningkatkan skala usaha Koperasi BMI Group. Sejauh ini, untuk proyek dari eksternal, koperasi besar berprestasi itu mendapatkan kepercayaan untuk menggarap proyek PDAM di Tenggarong Kalimantan Timur dan Jawa Timur.
Sirkuit ekonomi Koperasi BMI Group juga akan semakin membesar dengan adanya proyek infrastruktur eksternal. Selama ini, koperasi primer dalam naungan BMI Group yaitu Kopsyah BMI, Kopmen BMI, dan Kopjas BMI telah memiliki sektor usaha yang berbeda-beda namun saling mendukung.
Ambil contoh, Kopsyah BMI punya skim pembiayaan seperti mikro tata griya (MTG) dan Mikro Tata Air (MTA) untuk memenuhi kebutuhan dasar anggota seperti hunian dan sanitasi. Selain itu, punya program sosial seperti Hibah Rumah Siap Huni (HRSH), Sanitasi Dhuafa, Sanitasi Mushola, Masjid dan Pesantren (Sanimesra) serta Sanitasi Makam.
Pengerjaan proyek sanitasi yang dibiayai oleh Kopsyah BMI itu bahan materialnya dipasok oleh Kopmen BMI melalui toko bangunan yang dimilikinya. Sementara, tenaga kerjanya dikelola oleh Kopjas BMI.
Kolaborasi antar koperasi primer dalam Koperasi BMI Group itu bersifat saling menguntungkan dan jauh dari praktik parasit satu sama lain. Model bisnis inilah yang menjadi salah satu kunci utama semakin berkembangnya usaha Koperasi BMI Group yang dikomandoi oleh Kamaruddin Batubara.
Radius menambahkan, gagasan pembentukan konsorsium juga harus dilihat dalam perspektif yang lebih luas yakni kemampuan koperasi dalam bekerja sama dengan pihak eksternal. Ini sekaligus mematahkan stigma bahwa koperasi sulit menjadi besar karena enggan bekerja sama.
“Pembentukan konsorsium Koperasi BMI Group dengan mitra konstruksi dan air sangat bagus dalam pembentukan citra positif koperasi maupun memperbesar kue ekonomi masing-masing pihak,” pungkasnya.