Pengurus meyakini bahwa badai Corona pasti berlalu. Aksi tanggung jawab sosial terus dilakukan untuk membantu anggota terdampak. Di sisi lain, dukungan Pemerintah sangat diperlukan agar usaha Koperasi tetap dapat berkelanjutan.
Dampak virus corona (Covid-19) mulai dirasakan dunia usaha. Banyak perusahaan yang terpaksa merumahkan karyawannya hingga menutup usaha. Koperasi sebagai entitas bisnis pun tidak luput dari terjangan virus tersebut. Namun dengan pengalaman dalam menghadapi krisis sebelumnya dan dukungan anggota, Koperasi berharap dapat melalui tantangan yang berat ini.
KSPPS BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional Lampung merupakan salah satu koperasi yang tetap optimis dapat mengatasi situasi yang cukup sulit ini. Koperasi yang kini dipimpin Rohmat Susanto ini tetap melayani anggota. “Alhamdulillah syukur kami kepada Allah SWT, di tengah situasi ekonomi yang tidak stabil karena adanya dampak dari covid-19, Kami tetap bisa memberikan pelayanan prima terhadap anggota,” ujar Rohmat.
Pada tahun lalu, di tengah kondisi ekonomi yang melambat koperasi ini justru mencatatkan peningkatan SHU. Ini menandakan anggota mempercayai koperasi dan usahanya tetap tumbuh.
Lebih dari sekadar melayani anggota, BMT ini telah menyiapkan paket Tunjangan Hari Raya (THR) untuk jajaran pengurus, pengawas, karyawan dan anggota. Ini patut diapresiasi di tengah banyak pelaku usaha yang meniadakan THR untuk para karyawannya karena kesulitan likuiditas yang dihadapi.
Saat melayani anggota, Pengurus pun mematuhi imbauan dari Pemerintah sesuai dengan protokol kesehatan Covid-19. Sosial distancing tetap dilakukan dan menyediakan sarana cuci tangan pada semua kantor layanan, dan mengenakan masker. “Kami senantiasa menjalankan imbauan pemerintah untuk mencegah penularan Covid-19,” ungkap Rohmat.
Meski dalam kondisi yang sulit, namun itu tidak melunturkan kepedulian sosial. BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional turut berpartisipasi dalam mencegah penularan virus dengan membagikan masker kepada masyarakat dan memberikan konsumsi kepada petugas di posko-posko penanggulangan covid 19.
Selain itu Baitul Maal Assyafi’iyah Berkah Nasional bergerak membagi-kan paket sembako kepada dhuafa. Pada tahap pertama awal April sudah membagikan sebanyak lebih kurang 600 paket sembako. Selanjutnya akan ada pembagian 1.000 paket sembako untuk dhuafa yang akan dibagikan pada awal Mei 2020 dan akan dilaksanakan di seluruh layanan BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional.
Dampak Covid-19
KSPPS BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional sebagai lembaga yang ditopang oleh pembiayaan anggota yang bergerak dalam bidang pertanian, perkebunan, perdagangan, industri dan juga jasa.
Menurut Rohmat, selain memelihara sikap optimisme, namun ia juga realistis dengan wabah covid-19 yang berdampak pada sektor usaha anggota. Di lapangan, angggota mulai kesulitan untuk menjual komiditinya seperti karet, singkong, jagung. Ini disebabkan banyaknya pabrik yang tidak mau membeli komiditi tersebut.
“Untuk anggota yang bergerak dalam bidang perdagangan, banyak anggota tidak dapat menjual dan mendapatkan keuntungan dari hasil dagangan dikarenakan banyak pasar sepi pembeli, bahkan di beberapa pasar telah tutup. Akibatnya omzet dan penghasilan anggota turun,” aku Rohmat.
Dengan berkurangnya tingkat penghasilan anggota dipastikan berdampak langsung kepada KSPPS BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional. Salah satunya adalah naiknya angka pembiayaan bermasalah (non performing financing/NPF).
Untuk mengatasi hal tersebut, Pengurus melakukan relaksasi angsuran dengan rescheduling dan restructuring pembiayaan kepada beberapa anggota yang benar-benar terdampak. Ini dilakukan untuk meringankan beban anggota sekaligus mengerem laju NPF.
Rohmat mengakui, dampak covid-19 bagi koperasi saat ini bersamaan dengan masa Ramadhan dan Raya Idul Fitri 1441 H, yang sesuai dari trend banyak anggota yang melakukan pengambilan simpanan yang signifikan. “Alhamdulillah kami telah menyiapkan likuiditas yang cukup untuk mengatasi hal tersebut,” ujarnya.
Untuk mengatasi tekanan akibat Covid-19, KSPPS BMT Assyafi’iyah Berkah Nasional mengharapkan peran pemerintah untuk segera memberikan penguatan permodalan bagi koperasi sehat, cukup sehat dan kuat. Tujuannya agar usaha koperasi dan anggota tetap eksis.
Di sisi lain, pemerintah juga diharapkan dapat merumuskan kebijakan atas relaksasi angsuran baik bagi koperasi atas pinjaman pihak ketiga yang diterima maupun memberikan relaksasi pajak baik pajak lembaga maupun pajak penghasilan.
“Kebijakan relaksasi angsuran dari pemerintah diharapkan dapat menjadi backup atau kompensasi atas relaksasi yang kami lakukan kepada angsuran anggota baik dengan skema rescheduling maupun restructuring,” ungkap Rohmat.
Pemerintah juga diharapkan dapat memberikan klarifikasi statement mengenai penundaan pembayaran angsuran, bahwa hal tersebut tidak berlaku untuk koperasi. Ini untuk memberi kepastian kepada anggota dan pengurus koperasi. (Kur)