EMPAT bulan pertama Covid-19 mewabah di dunia selama telah membuat investor Warren Buffett kehilangan cukup banyak kekayaannya. Buffett mungkin telah kehilangan sekitar US$64 miliar (sekitar Rp960 triliun dengan estimasi kurs Rp15.000) dari portofolio sahamnya di Berkshire Hathaway Inc. Berkshire adalah perusahaan yang didirikannya. Kerugian itu merupakan salah satu kerugian triwulanan terbesar yang pernah dialami oleh perusahaan Amerika.
Saat ini, saham Berkshire sendiri mencatatkan penurunan yang cukup drastis, hampir sama seperti saham-saham di Standard & Poor’s 500, yaitu sekitar 20%. Buffett sendiri telah mendesak investor untuk berpikir jangka panjang, dengan fokus pada hasil operasi Berkshire dan nilai intrinsik dari kepemilikan sahamnya di tengah pandemi.
Meski demikian, dalam surat pemegang saham yang ditulisnya pada 22 Februari, orang terkaya keempat di dunia menurut majalah Forbes itu mengatakan dia memproyeksikan saham akan memberikan “keuntungan besar”, meskipun tidak teratur. Berkshire memiliki lebih dari 90 bisnis seperti kereta api BNSF, asuransi mobil Geico, perusahaan energi senama dan bisnis yang lebih kecil seperti permen See dan perhiasan Borsheim.
Saat ini perusahaan memiliki tumpukan uang tunai US$128 miliar. Namun demikian, Buffett terkenal lebih suka membeli seluruh perusahaan daripada saham. Sehingga, belum jelas ke mana atau langkah apa yang akan diambilnya untuk menambah kembali pundi-pundi. “Saya akan sangat kecewa jika dia tidak menempatkan modal miliaran dolar untuk diinvestasikan di paruh pertama tahun ini,” kata James Shanahan, seorang analis Edward Jones & Co. Maret 21 Nilai kekayaan Warren Buffett untuk pertama kalinya mencetak rekor 100 miliar dollar AS atau sekitar Rp1.440 triliun (kurs Rp14.400) Dilansir dari CNBC, Jumat (12/3), kenaikan nilai kekayaan Buffett didorong oleh kenaikan harga saham Berkshire Hathaway. Harga saham perusahaan tersebut juga mencapai rekor tertingginya.●