Peluangnews, Jakarta – Hampir seluruh industri perhotelan di tanah air yang paling terpukul dengan adanya pandemi virus corona (covid-19). Seiring terkendalinya pandemi, hunian kamar hotel berangsur-angsur pulih. Namun hal ini belum mampu menutup kerugian yang dialami oleh industri perhotelan ketika pandemi.
“Ya, Memang waktu pandeminya itu kita benar-benar drop, dan terdampak jelas. Itu benar-benar terasa banget. Pernah dalam satu hari itu nggak ada satupun tamu yang masuk dan jadi kosong. Kita yang berada di Kabupaten Semarang ini, kurang lebih ada 11 hotel tutup karena terdampak pandemi. Okupansi drastis turun,” ujar Eksekutif Marketing Grand Panorama, Sudomo kepada awak wartawan dalam beberapa hari ini.
Baca juga : Dolar Drop, Rupiah Jadi Mata Uang Terkuat di Asia
Dalam masa-masa sepi itu, lanjut dia, pihaknya tetap aktif dan gencar promosi hanya lewat online saja. Bahkan masih ada pembatasan social distancing. “Waktu itu kan Kita nggak bisa apa, kita hanya sales call. Kan kita waktu itu dibatasi untuk keluar-keluar kota, kan repot juga karena masih ada pembatasan itu,” keluh Sudomo.
Kendati demikian, lanjut dia, setelah itu ada harapan dengan berakhirnya pandemi, perlahan-lahan kegiatan perekonomian kembali berjalan normal dan kebutuhan akan hunian hotel banyak dipesan oleh instansi-instansi terkait.
“Tapi ya Alhamdulillah setelah tiga tahun pandemi dialami Grand Panorama berlalu, sudah mulai rame-lah. Ada masuk event, dari instansi sudah ada, maupun dari travel agent masuk,” ucap Sudomo.
Bahkan lanjut dia, saat ini telah terjadi persaingan di dalam industri hotel dengan menawarkan view yang sangat menarik dan eksotis pada hotel-hotel yang telah siap menerima pelayanan tamu hotel setelah berakhirnya pembatasan sosial berskala besar.
“Ya benar, hampir semua hotel ada persaingan yang ketat.Cuma ketika ada hotel kami mengunggulkan satu fasilitas atau satu daya tarik. Di sisi lain kan mesti ada persaingan,” tutur Sudomo.
Dia menjelaskan, untuk Grand Panorama sendiri dalam menarik pelanggan dengan melakukan berbagai cara. Salah satunya dengan menawarkan diskon dan promo lainnya.
“Kalau terkait promosi itu biasanya kami via online. Diskon kami lakukan lewat perorangan dan instansi. Bila sebelum pandemi, diskon lewat instansi dengan pemberlakuan minimal 30 orang. Setelah pandemi kita mengikuti perkembangan zaman dengan melakukan diskon setiap bulan,” tutur Sudomo.
Dia mencontohkan, sifatnya ada momentum yang diingat masyarakat seperti pada 10 Oktober dengan angka kembar menjadi tanggal 10 bulan 10, tanggal 11 Bulan 11 jadi pemberlakuan diskon salah satunya dilakukan dengan cara seperti itu.
Baca juga : HIMKI Berharap Pergerakan Pasar Ekspor pada Semester II
“Kami kenakan diskon biasanya 50%. Jarang loh ada hotel ditempat wisata diberlakukan diskon itu. Ini berlaku di weekday saja itu menarik daya tarik pengunjung, karena weekend sudah pasti rame,” tandasnya. (alb)