
Peluang News, Jakarta – Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah berkomitmen untuk terus menyambut puncak bonus demografi dan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Adapun salah satu komitmen ini ditunjukan dengan melakukan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), termasuk melalui peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dengan memanfaatkan fasilitas dalam penyelenggaraan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
Pemerintah telah melakukan penyerahan Izin Pendirian Kampus Cabang King’s College London (KCL) di KEK Singhasari.
KEK Singhasari sendiri merupakan KEK pertama yang ditetapkan untuk mengembangkan sektor ekonomi digital dan pendidikan.
“Izin Pendirian Kampus Cabang King’s College London di KEK Singhasari yang diserahkan berupa Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 238/E/O Tahun 2024 tentang Izin Pendirian Kampus Cabang KCL yang diberikan kepada Yayasan King Singhasari Indonesia,” ujar Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, dikutip Jumat (21/6/2024).
“Ini menjadi sebuah sejarah baru bagi pendidikan di Indonesia karena datangnya perguruan tinggi dari Inggris yang top 100 atau nomor 40 terbaik di dunia. Jadi, ini hadir di Malang dan semoga ini bisa mendorong klaster pendidikan SDM di Malang agar dapat menjadi klaster-klaster yang unggul,” sambungnya.
Selain itu, ia mengatakan, KEK Singhasari ini juga diharapkan dapat menjadi penghubung kolaborasi antara universitas besar di dunia.
“Karena sinergi ini tentu diperlukan untuk mempersiapkan SDM kita agar dapat masuk ke dalam the future of works,” ucapnya.
Untuk penyelenggaraan pendidikan, KCL akan mengambil peran penuh dalam penyelenggaraan pendidikan program master degree, mulai dari pelaksanaan kurikulum perkuliahan hingga tenaga pengajar. Pada tahap awal akan difokuskan pada ekonomi digital melalui Program MSc Digital Economies pada September 2024 dan dilanjutkan dengan Program MSc Digital Futures pada Januari 2025.
Tak hanya itu, penyelenggaran Place-Based Trans-National Education (TNE) KCL merupakan yang pertama yang ditawarkan di Indonesia dan setengah dari fakultas KCL di kampus London telah terlibat dalam pendirian TNE di Indonesia. Hal ini juga menunjukkan komitmen KCL dalam penyelenggaraan kampusnya di Indonesia.
“Dan tentu dengan kehadiran King’s College London juga akan mempermudah mahasiswa Indonesia yang akan belajar di King’s College London. Jadi akan menjadi 2 side of agent. First to train the Indonesian people and then second to open access for Indonesian citizen to study in King’s College London. Jadi dengan demikian akan ada 2 traffic dan tentu kita berharap bahwa jumlah student di Indonesia nanti akan lebih banyak,” jelas Airlangga.
Dalam rencana pengembangan ke depan, penambahan satu program baru akan diluncurkan setiap tahunnya. Rencana program lanjutan dimaksud antara lain berupa MSc Digital Law pada tahun ke-3, MSc Psychology pada tahun ke-4, dan MSc Cyber Security pada tahun ke-5. Sedangkan KEK Singhasari akan mengambil peran penuh dalam penyediaan infrastruktur, sarana prasarana, dan fasilitas pembelajaran untuk mahasiswa.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga memberikan arahan kepada KCL agar dapat menampung paling tidak 1.500 mahasiswa, salah satunya dengan bekerja sama dengan LPDP yang berkomitmen memberikan beasiswa bagi pelajar Indonesia yang akan belajar di KCL Indonesia.
“Tentu kita berharap akan lebih banyak lagi universitas yang akan ke Indonesia. Sehingga SDM kita punya banyak yang top 100, dan ini akan sejalan dengan bonus demografi yang ada di Indonesia dan saya berharap bahwa anak-anak muda kita menjadi anak-anak muda yang produktif dan dapat mengisi kebutuhan terhadap digital economy,” tuturnya.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Yayasan King’s Singhasari Indonesia, David Santoso memaparkan bahwa pembangunan King’s College London (KCL) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Singhasari saat ini telah menyerap investasi sekitar 2 juta dolar AS atau setara dengan Rp33 miliar.
Menurutnya, tingkat investasi tersebut masih akan terus meningkat dengan mengikuti berbagai pengembangan dari KCL saat beroperasi nanti.
“Jadi, kalau untuk saat ini kurang lebih 2 juta dolar AS untuk lahan dan infrastruktur yang awal itu dilaksanakan, dan itu berkembang sesuai dengan jumlah murid,” ungkapnya.