hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Serangan Militer AS ke Iran, Rupiah Melemah 19 Poin

Peluangnews, Jakarta – Melemahnya Rupiah yang ditutup 19 poin ke level Rp15.938 pada perdagangan Jumat, 27 Oktober 2023 menyusul laporan serangan militer AS ke sasaran terkait Iran di Suriah.

Pengamat Pasar Uang dan Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi menyampaikan, rupiah ditekan sentimen eksternal dan internal.

Baca juga : OJK Catat 21,8 Persen Korban Serangan Siber adalah Perbankan

Dari eksternal, laporan terkait militer AS menyerang sasaran-sasaran yang terkait dengan Iran di Suriah yang memicu kembali aliran dana ke aset-aset safe haven. “Serangan tersebut, yang dilakukan terhadap dua fasilitas di Suriah Timur, merupakan pembalasan atas serangan baru-baru ini terhadap pasukan AS di Irak dan Suriah,” kata Ibrahim yang di kutip dari Pentagon.

Dia menambahkan, pertemuan Fed, data inflasi menjadi fokus, meskipun bank sentral diperkirakan akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, bank sentral juga diperkirakan akan mengulangi rencananya untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.

Namun sebelum itu, pembacaan indeks pengeluaran konsumsi pribadi ukuran inflasi pilihan The Fed yang telah dirilis pada hari Jumat. Tanda-tanda inflasi AS yang stagnan memberi The Fed lebih banyak dorongan untuk mempertahankan suku bunga lebih tinggi.

Tanda-tanda ketahanan perekonomian AS, menyusul data produk domestik bruto (PDB) AS yang lebih kuat dari perkiraan untuk kuartal ketiga, juga memberikan ruang bagi The Fed untuk mempertahankan suku bunganya lebih tinggi.

Sentimen Terhadap Rupiah

Dari internal, pemerintah optimis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal ketiga 2023 masih akan tumbuh di atas 5%, yaitu akan tumbuh 5,1% secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ekonomi tersebut diperkirakan melambat jika dibandingkan dengan capaian pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2023 yang sebesar 5,17% yoy.

Baca juga : Siap-Siap Cicilan Kredit Bakal Naik Tahun Depan

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal ketiga 2023 akan didukung oleh konsumsi domestik yang meningkat, seiring dengan aktivitas menjelang Pemilu, serta inflasi yang relatif terkendali. Selain itu, investasi bangunan dan nonbangunan mulai dalam tren meningkat seiring dengan progres penyelesaian pembangunan Proyek Strategis Nasional (PSN).

Meskipun dengan situasi yang cukup menekan dan dinamis, konsumsi masih terjaga confidence-nya dan menjaga stabilitas ekonomi melalui berbagai alat kebijakan dan instrumen yang kita miliki. Sedangkan penopangnya adalah Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang tercatat sebesar 121,7 pada September 2023, meski dinamika global semakin menantang.

Dari sisi manufaktur, PMI manufaktur Indonesia juga masih ekspansif pada level 53,3 pada September 2023. Konsumsi listrik pada periode yang sama tumbuh positif 0,4% meski melambat. Indeks penjualan riil pada September 2023 juga masih tumbuh positif meski melambat menjadi sebesar 1%.

Sejalan dengan pemerintah, lembaga-lembaga internasional juga memperkirakan ekonomi Indonesia masih resilien di kisaran angka 5%. Tahun 2023 ini masih bisa bertahan pada pertumbuhan di 5%. IMF menyampaikan 5%, Bank Dunia 5%, OECD masih lebih rendah sedikit 4,9%, tapi Bloomberg konsensus Indonesia diperkirakan tahun ini tumbuh di 5%. (alb)

pasang iklan di sini