MAKASSAR—Raut kegembiraan tampak di wajah Agus Khaib, owner UMKM Kembar 2 Makassar. Inovasinya dan kerja kerasnya mengolah singkong menjadi singkong frozen berbuah manis.
Agus menjadi salah satu dari pelaku UMKM dan petani lokal yang produknya masuk hotel berbintng sebagai bagian dari kebijakan pemerintah mendongkrak konsumsi Pangan lokal di kawasan wisata.
“Kami menyambut dengan tangan terbuka upaya ini, bahkan bisa memacu kami untuk bertani Pangan lokal ini karena sudah ada pasar yang pasti,” ucap Agus dalam acara “Persembahan Propaktani untuk Negeri : Gerakan Konsumsi Pangan Lokal di Perhotelan, Bangga Pangan Lokal Indonesia Memajukan Petani dan UMKM Memulihkan Sektor Pariwisata”, Kamis (24/6/21) di Makassar.
Sebelum memutuskan membuat olahan singkong, Agus membuat oleh-oleh Khas Makassar. Pandemi membuat usahanya tersebut gulung tikar.
Setelah melakukan survei tentang konsumsi pangan lokal, Agus melakukan penjualan mulai dari lingkungan terdekat dan menyebar mdengan cara daring. Kini dia sudah mempunyai 31 reseller da 6 agen di wilayah Sulsel.
Agus mampu mengolah singkong sebanyak 500 kg selama dua minggu untuk kebutuhan singkong frozen. Dia berharap semakin tingginya orang orang konsumsi singkong terutama kerjasama dengan hotel dan akan rutin memasok.
“Kami buka order sesuai permintaan bentuk maupun model yang diinginkan konsumen,” katanya.
Peluang pangan lokal masuk ke hotel juga akan dimanfaatkan oleh Gapoktan Buhung Bundang yang memproduksi beras Jagung. Juru bicaranya Winardi menyampaikan, pihaknya menyiapkankemasan 250 gram agar orang orang mencoba terlebih dahulu produk beras Jagung putih ini.
Inspirasi beras Jagung ini diungkapkan Winardi sebagai bentuk diversifikasi Pangan dan sudah lama dikenali masyarakat di Sulawesi Selatan.
Dia sengaja membuat beras Jagung ini dari Jagung putih, sehingga penampilannya tidak berbeda jauh dengan nasi jika sudah ditanak.
Sementara Sekretaris Ditjen Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian, Bambang Pamuji mengatakan tren penggunaan bahan lokal di beberapa hotel memang tengah naik seiring pergeseran gaya hidup sehat.
Salah satunya dengan tampilnya pilihan jamu di restoran saat sarapan. Kemudian ada juga menyajikan Jajan pasar.
“Itu menjadi upaya kita agar hotel-hotel lain bisa meniru. Bahkan sarapan dengan aneka pangan lokal lebih baik daripada sarapan dengan nasi,” tuturnya.
Setidaknya ada 6 produk Pangan sebagai pengganti nasi antara lain jagung, ubi kayu, talas, Pisang, Sagu dan kentang.
“Mindset untuk selalu makan nasi harus diubah. Misalnya pagi, sarapan dengan ubi jalar, singkong dan lainnya. Tapi ingat, jangan roti karena bahannya yaitu gandum kita Masih impor,” ungkapnya
Potensi bahan Pangan lokal Indonesia sebenarnya sangat besar dan bisa diolah untuk memenuhi kecukupan Gizi. Ada 77 jenis Pangan sumber karbohidrat, 75 Jenis Pangan sumber protein dan 110 Jenis rempah dan bumbu 389 Jenis bahan buah-buahan, 228 Jenis bahan sayuran, 26 Jenis kacang-kacangan hingga 40 Jenis bahan minuman.
Dengan potensi bahan Pangan yang melimpah tersebut, seharusnya masyarakat Indonesia bisa melakukan diversifikasi Pangan dan tidak terpaku pada makanan pokok nasi saja.