Era 1980 hingga 1990-an merupakan masa-masa jayanya Pasar Buku Kwitang. Pelataran toko dipadati pengunjung dari kalangan siswa, mahasiswa, bahkan pengunjung dari luar kota. Tujuan mereka sama: mendapatkan buku yang kontennya bagus (sesuai minat) dengan harga miring.
Di masa itu, ribuan buku mulai dari novel, komik, biografi, hingga sastra memenuhi ruangan yang dijadikan tempat berjualan di Pasar Buku Kwitang, Jakarta Pusat. Terletak di pinggir jalan Kramat Raya, lapak ini merupakan salah satu sentra buku yang terkenal di Jakarta, selain Pasar Buku Inpres Senen.
Berbagai koleksi buku, dari yang terbaru sampai seri lawas, dijual dengan harga bervariasi. Mulai dari lima ribu rupiah. Bahkan ada buku yang dilego satu juta rupiah jika buku itu merupakan cetakan terbatas dan keberadaannya langka di pasaran.
Kondisi tersebut berbanding terbalik saat ini. Kini suasananya lesu darah. Sejumlah pedagang hanya duduk sambil bercengkrama. Ada pula yang sedang merapikan buku sembari menunggu pembeli. Sesekali pengunjung singgah untuk melihat-lihat. Di antaranya ada juga yang sempat berbelanja.
Sepinya pengunjung di Pasar Buku Kwitang terjadi sejak 2015. “Sekarang, di hari normal, hanya satu atau dua orang yang datang,” ujar Ronald Edward Sitompul, pedagang di sana. Menurut dia, perkembangan teknologi yang semakin canggih membuat warga beralih dari membaca buku fisik ke digital melalui gawai mereka. Sebagian pedagang pun coba berjualan di platform belanja online untuk mendapatkan pemasukan.
Walau di tengah himpitan, Ronald tetap bertahan untuk menjual buku karena sudah lama menekuni profesi ini. “Saya butuh pemasukan sehari-hari. Karena saya penikmat buku, pekerjaan ini saya jalankan sejak 1993 sampai sekarang,” ujar lelaki 50 tahun itu.
Merosotnya minat baca masyarakat juga menjadi penyebab toko buku sepi. Berdasarkan data Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB (UNESCO), minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001 persen, yang berarti dari 1.000 orang hanya satu orang yang mau membaca. Hal ini membuat penjualan buku menurun.
Berdasarkan penuturan pedagang, berkembangnya teknologi membuat masyarakat beralih dari membaca buku fisik ke digital sehingga penjualan buku di pasar tersebut mengalami penurunan yang serius.●