hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Semester I 2021, Ekspor Industri Mamin Capai 19,59 Miliar Dolar

JAKARTA—Kementerian Perindustrian mengungkapkan, pada semeser pertama 2021 nilai ekspor untuk sektor makanan dan minuman menembus 19,59 miliar dolar AS.  Capaian ini membuat potensi nilai total ekspor 2021 akan melampaui nilai ekspor 2020 di angka 31,17 miliar dolar AS.

Sebagai catatan pada 2019 nilai ekspor industri mamin ada di angka 27,36 miliar dolar AS. Menurut Plt. Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Putu Juli Ardika kenaikan ini menjadi bukti  produk mamin Indonesia banyak diminati oleh konsumen global.

“Hal ini tidak terlepas juga dari penggunaan digitalisasi yang akhirnya menghasilkan produk-produk berkualitas, dengan mampu memenuhi standar internasional,” ujar Putu Juli, Jumat (29/10/21).

Berdasarkan peta jalan Making Indonesia 4.0, industri makanan dan minuman (mamin) merupakansalah satu sektor manufaktur yang menjadi prioritas pengembangan untuk segera bertransformasi ke arah digitalisasi.

Pemanfaatan teknologi industri 4.0 di industri mamin ini dalam rangka memacu produktivitas secara lebih efisien dan berkualitas sehingga meningkatkan daya saingnya.

“Pada kuartal II tahun 2021, industri mamin berkontribusi sebesar 38,42% terhadap pertumbuhan PDB industri pengolahan nonmigas. Padahal sumbangsihnya pada tahun 2019 yang mecapai 36,40% dan pada 2020 di angka 38,29%,” ungkapnya.

Industri mamin mencatatkan realisasi investasi yang cukup signfikan senilai Rp50,48 triliun pada tahun 2020, dan mencapai lebih dari Rp14 triliun pada kuartal II-2021.

Investasi ini diyakini dapat memperkuat struktur manufaktur di dalam negeri, yang termasuk didukung melalui transfer teknologi.

“Bahkan, dari peningkatan investasi ini, juga dapat menambah jumlah penyerapan tenaga kerja. Saat ini, sektor industri mamin telah menyerap tenaga kerja sebanyak 5,2 juta orang,

Kemenperin bertekad untuk menjaga ketersediaan bahan baku bagi industri mamin agar mereka terus berproduksi sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasar domestik dan ekspor.

“Pemerintah juga telah memberikan sejumlah stimulus atau insentif kepada para pelaku industri agar bisa mempertahankan usahanya dan terus meningkatkan kinerjanya,” pungkas Putu.

Sebagai catatan data Badan Pusat Statistik (BPS), pada kuartal II/2021, industri makanan dan minuman tumbuh 2,95 persen secara year-on-year, naik dari 2,45 persen pada triwulan sebelumnya. Sementara itu secara quarter-to-quarter industri ini tumbuh 2,37 persen.


pasang iklan di sini