Digitalisasi, perkuatan SDM, dan kolaborasi dengan perusahaan lain merupakan cara yang dilakukan bank-bank pelat merah untuk mendukung pencapaian target penyaluran KUR. Sampai 2025, diperkirakan 45 juta pelaku usaha mikro siap menyerap kredit/pembiayaan.
Saat realisasi kredit perbankan masih seret, penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) justru menanjak. Ini sejalan dengan target pemerintah yang menggenjot realisasi KUR hingga sebesar Rp285 triliun pada tahun ini.
Bank-bank pelat merah penyalur KUR antara lain BRI, BNI, dan Mandiri kian bertaji dalam menyalurkan kredit program untuk pelaku usaha akar rumput tersebut. Pada pertengahan tahun ini, BRI telah menyalurkan KUR sebesar Rp84,87 triliun kepada 3 juta UMKM di Tanah Air. Realisasi itu setara dengan 49,92% dari target KUR yang dipatok oleh pemerintah untuk BRI senilai Rp170 triliun.
Pencapaian BRI dalam penyaluran KUR salah satunya ditopang dari ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni. BRI yang dikenal sebagai raja kredit mikro di Indonesia, kini mempunyai hampir 29 ribu tenaga pemasar mikro (mantri). Mereka inilah yang menjadi garda terdepan kesuksesan BRI menguasai pasar kredit mikro.
Selain ditopang SDM, luasnya jaringan kantor juga menjadi penopang keberhasilan tersebut. Saat ini BRI memiliki 8.620 outlet konvensional yang terdiri dari kantor cabang, kantor cabang pembantu, BRI Unit, dan Teras BRI yang melayani proses pengajuan KUR.
Bank pertama di dunia yang memiliki satelit sendiri itu juga menerapkan strategi dengan membentuk ekosistem yang terintegrasi melalui platform Link UMKM. Dalam hal ini, para pelaku UMKM binaan BRI baik dari klaster binaan, Rumah BUMN, BUMDes serta Agen BRILink tergabung dalam satu wadah yang terintegrasi sehingga memudahkan untuk dilakukan pendampingan dan pembinaan.
KUR sebagai bagian dari kredit mikro BRI, kata Direktur Utama BRI Sunarso, turut menopang pencapaian laba pada kuartal II-2021 yang mencapai Rp12,54 triliun. “Kredit mikro BRI tumbuh sebesar 17% yang nilainya mencapai Rp366,56 triliun,” ujar Sunarso dalam pemaparan virtual.
Kredit konsumer serta kecil dan menengah BRI masing-masing sebesar Rp145,94 triliun dan Rp 236,82 triliun. Secara total, kredit UMKM BRI mencapai Rp749,33 triliun. Porsi kredit UMKM BRI mencapai sudah mencapai 80,62% dari total portofolio kredit, atau meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar 78,58%.
Sunarso menambahkan, potensi usaha mikro di Tanah Air masih sangat besar. Untuk itu, BRI akan terus memperdalam penetrasi penyaluran kredit di segmen tersebut. “BRI menargetkan kontribusi usaha mikro sebesar 45% terhadap total penyaluran kredit BRI pada 2025,” ungkapnya.
Salah satu usaha menjaga pertumbuhan ekonomi, kata Sunarso, adalah pemberdayaan masyarakat akar rumput. Hal ini bisa dilakukan dengan mempermudah akses pembiayaan terutama untuk kelompok yang belum tersentuh layanan bank namun usahanya prospek.
Dalam hitungan BRI, sampai 2025 terdapat lebih dari 45 juta usaha mikro potensial yang siap menyerap kredit. Dari jumlah tersebut, sekitar 22 juta diantaranya diperkirakan menyerap Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro.
Untuk menggenjot pangsa pasar kredit mikro, BRI menggencarkan transformasi digital yang mempercepat bisnis proses dan mengefisienkan layanan kepada nasabah. Ini sesuai dengan tren digitalisasi dalam seluruh aktivitas masyarakat.
Senada dengan BRI, kinerja penyaluran KUR oleh BNI pun menanjak. Per Juni 2021, realisasi penyaluran KUR BNI sebesar Rp15,02 triliun yang diberikan kepada 149 ribu pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Nilai yang telah disalurkan tersebut setara dengan 47% dari plafon KUR yang ditetapkan pemerintah kepada BNI.
Mayoritas penyaluran KUR BNI masih di sektor perdagangan. Manajemen berencana untuk membidik UMKM di sektor produksi. Pada tahun ini, BNI mendapatkan kuota KUR dari pemerintah sebesar Rp32 triliun, atau naik Rp10 triliun dari tahun sebelumnya.
Salah satu produk KUR dari BNI adalah KUR Khusus. Produk ini diberikan kepada kelompok yang dikelola secara bersama dalam bentuk klaster dengan menggunakan mitra usaha untuk komoditas perkebunan rakyat dan peternakan rakyat serta perikanan rakyat. Plafonnya maksimal sebesar Rp500 juta untuk setiap individu kelompok.
Untuk menggenjot realisasi penyaluran KUR, BNI menerapkan berbagai macam strategi. Mulai dari penyaluran berbasis klaster, pembentukan ekosistem UMKM unggulan, digitalisasi, serta kerjasama-kerjasama dengan mitra strategis seperti e-commerce dan fintech.
Sementara itu, realisasi penyaluran KUR per Juni 2021, oleh Bank Mandiri sebesar Rp19,68 triliun yang disalurkan kepada 200.399 debitur. Sebagian besar yaitu Rp11,42 triliun atau 58% disalurkan pada sektor usaha produksi yang meliputi sub-sektor pertanian, perikanan, industri pengolahan, jasa produksi dan turunannya. Penyaluran KUR Bank Mandiri terdiri dari KUR kecil sebesar Rp16,01 triliun dan KUR Mikro Rp3,63 triliun.
Permintaan Bank Mandiri untuk menambah kuota KUR sebesar Rp4 triliun juga telah disetujui oleh pemerintah. Sehingga sampai akhir tahun ini, kuotanya mencapai Rp35 triliun. Untuk mempercepat penyaluran Kredit Mikro termasuk KUR, Bank Mandiri juga memanfaatkan aplikasi Mandiri Pintar.
Selain itu, memperluas skema-skema produk pembiayaan di sektor produksi untuk komoditas tertentu terutama di sektor pertanian yang menyesuaikan dengan kebutuhan masa tanam di mana pokok dan bunga dapat dibayarkan pada saat panen.
Ke depan, besarnya potensi pasar kredit/pembiayaan mikro menjadi salah satu alasan program KUR perlu terus dilanjutkan dengan berbagai inovasi sesuai dengan kondisi. (Kur).