
Peluang News, Jakarta – Pergerakan masyarakat pada momen mudik dan libur Lebaran tahun ini memberikan dampak yang cukup signifikan terhadap sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) yang diperkirakan mencapai Rp369,8 triliun.
“Perhitungan ini berdasarkan jumlah perkiraan pergerakan masyarakat yang didata oleh Kemenhub, serta persentase masyarakat yang berwisata dan rata-rata pengeluaran wisatawan berdasarkan hasil survei Kemenparekraf,” ujar Adyatama Kepariwisataan dan Ekonomi Kreatif Ahli Utama Kemenparekraf, Nia Niscaya di Jakarta, Kamis (18/4/2024).
Ia mengungkapkan, berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kemenparekraf, terdapat data-data terkait preferensi aktivitas wisatawan nusantara (wisnus) di momen libur Lebaran atau Idulfitri 2024.
Adapun survei ini dilakukan terhadap 1.756 responden, dengan hasil survei per 14 April 2024 yang menunjukkan bahwa preferensi daya tarik wisata terbesar masyarakat yakni pantai atau danau sebesar 56,1 persen.
“Selanjutnya adalah pusat kuliner (50,8 persen), pegunungan/agrowisata (41,9 persen), taman rekreasi/kebun binatang (29,9 persen), dan pusat perbelanjaan (26,6 persen),” papar Nia.
“Sementara untuk durasi berwisata meliputi satu hari atau one day trip (49,5 persen) dan dua sampai empat hari (36,2 persen). Adapun preferensi akomodasi, menggunakan hotel berbintang (34,5 persen) dan akomodasi keluarga (26,9 persen),” lanjutnya.
Kemudian, ia menjelaskan, untuk destinasi wisata favorit saat mudik lebaran di antaranya yaitu Malioboro, Ciwidey, Pangandaran, Parangtritis, Puncak Bogor, Ragunan, Lembang, Borobudur, dan Bromo.
“Jadi, secara statistik memang pergerakan wisnus terbesar di pulau Jawa karena jumlahnya (penduduk) besar. Pembangunan infrastruktur juga baik sehingga memberikan kemudahan bagi pelaku wisatawan nusantara di momen mudik dan libur lebaran ini,” jelasnya.
Sedangkan untuk rata-rata pengeluaran berwisata per orangnya, lanjut Nia, pihaknya memperkirakan sebesar Rp2,73 juta dengan pengeluaran paling besar digunakan untuk akomodasi, transportasi, makan, minum, dan oleh-oleh.
“Untuk itu, Kemenparekraf akan terus berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti Bank Indonesia, BPS, Kemenhub, dan Pemda terkait realisasi perputaran ekonomi di sektor parekraf selama periode mudik Lebaran 2024,” tuturnya.
Hal ini dikarenakan, menurut Nia, meskipun memberikan dampak, namun pihaknya tetap menemukan beberapa hal yang menjadi catatan pada saat terjadi lonjakan pengunjung di destinasi saat momen libur lebaran tersebut.
Berdasarkan pemantauan Kemenparekraf melalui https://sisparnas.kemenparekraf.go.id dan berbagai sumber lainnya, hal-hal tersebut mulai dari kemacetan di berbagai titik, kejadian bencana alam dan non-alam, timbulan sampah yang membludak, serta laporan masih adanya pungutan liar di beberapa destinasi wisata.
“Selain itu, penyediaan kantung parkir juga perlu menjadi perhatian para stakeholder di setiap destinasi. Oleh karena itu, Kemenparekraf merekomendasikan Pemda untuk mengomunikasikan komitmen Pemerintah dalam menjaga kondusivitas di kawasan wisata dengan melibatkan berbagai pihak terkait, terutama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan praktik pungli secara aktif,” pungkasnya.