Peluang News, Jakarta-Direktur Jenderal Strategi Ekonomi dan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Nathan Kacaribu, menegaskan bahwa sektor pertanian akan menjadi penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2025.
“Pertumbuhan ekonomi kita pada Triwulan I 2025 hanya mencapai 4,87 persen dan itu menunjukkan tekanan dari ancaman global,” kata Febrio dalam diskusi Double Check bertajuk “Stimulus Ekonomi Bisa Dongkrak Ekonomi Rakyat?” yang digelar DPP Gempita di Museum Toeti Heraty, Jakarta, Sabtu (28/6/2025).
Namun, ia menyampaikan hal yang mengejutkan dari data pertumbuhan sektoral. “Yang sangat menarik dan harusnya ini sering kita bahas, sektor pertanian tumbuh mencapai 10,45 persen. Sepanjang sejarah belum pernah terjadi,” ujarnya.
Febrio juga menyoroti keberhasilan pemerintah menjaga stok beras. “Berdasarkan data resmi Perum Bulog per 13 Mei 2025, stok Cadangan Beras Pemerintah mencapai 3.701.006 ton. Ini angka tertinggi dalam 57 tahun terakhir,” ungkapnya.
Ia menilai capaian ini merupakan buah dari kerja keras berbagai pihak. “Ini hasil nyata dari kolaborasi petani, pemerintah pusat dan daerah, serta Bulog yang aktif menyerap hasil panen langsung di lapangan,” jelas Febrio.
Menurutnya, capaian luar biasa ini tidak lepas dari pembenahan regulasi. “Apa yang terjadi pada Triwulan I 2025? Banyak sekali peraturan tentang penyaluran pupuk—145 peraturan—dipotong, ditebas habis, jadi satu Perpres,” katanya.
Ia menyebut langkah itu berdampak langsung pada peningkatan produksi. “Akhirnya yang terjadi, penyaluran pupuk tepat waktu saat tanam dan panen. Itu membuat produksi beras kita meningkat lebih dari 15 persen dibanding tahun lalu,” tegasnya.
Febrio menutup pernyataannya dengan refleksi masa lalu. “Kalau kita lihat 10 tahun terakhir, sektor pertanian bukan hanya tumbuh rendah, tapi selalu negatif. Makanya kita sering impor beras, impor jagung. Tapi tahun ini berbeda,” pungkasnya.