JAKARTA—Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Rosan Roeslani mengungkapkan sekitar seribu perusahaan asal AS berencana hengkang dari Tiongkok. Selain AS, perusahaan asal Uni Eropa dan Jepang juga akan melakukan hal yang sama.
Untuk itu Rosan berharap kondisi ini peluang bagi industri pertanian Indonesia untuk meraup pundi rupiah. Perusahaan-perusahaan tersebut ingin berinvestasi ke sektor pertanian yang berkelanjutan dan menerapkan energi ramah lingkungan.
“Rencana angkat kaki perusahaan asal Negeri Paman Sam dari Negeri Tirai Bambu berangkat dari keinginan mereka untuk lepas dari ketergantungan dengan Tiongkok,” ujar Rosan dalam konferensi pers virtual, Senin (9/11/20).
Selain dari Amerika Serikat, perusahaan dari Jepang dikatakan juga diberikan insentif oleh pemerintah untuk keluar dari pasar China.
Sejumlah negara, di antaranya Uni Emirat Arab (UEA) dikatakan masih menunggu implementasi dari regulasi terkait dengan investasi sehingga proses penggodokan aturan turunan dari Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja bisa segera diselesaikan.
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) juga berperan aktif dalam menggaet investor yang sedang melirik negara-negara di Asia Tenggara yang notabene adalah kompetitor RI.
“Hal yang ditunggu oleh investor adalah implementasi UU Ciptaker. Dampak positifnya bukan hanya dari investasi, tapi juga penyerapan tenaga kerja,” pungkas dia.
Sementara Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mencatat sudah ada 154 perusahaan asing yang berencana pindah atau relokasi ke Indonesia.
Deputi Pengembangan Iklim Penanaman Modal (PIPM) BKPM Yuliot menyampaikan sudah berkomunikasi secara intensif kepada pelaku usaha yang mau masuk ke Indonesia tersebut.
“Kita sudah komunikasi secara intensif dengan pelaku usaha yang akan melakukan relokasi investasi. Ini pertanda adanya indikasi pemulihan,” ujar Yuliot







