SUKABUMI—-Kepala Dinas Peternakan Kabupaten Sukabumi Iwan Kartiwan mengungkapkan 70 persen dari sekitar 350 peternakan ayam di wilayahnya terancam bangkrut. Kawasan ini merupakan pemasok unggas terbesar bagi wilayah Jabodetabek.
Pandemi Covid-19 membuat aktivitas perkantoran, rumah makan, perusahaan hingga hotel terhenti. Akibatnya berdampak distribusi pengiriman hasil ternak terganggu.
“Bukan saja pasokan daging ayam dan telur Jabodetabek terganggu. Juga memicu harga jual ayam potong dan telur mengalami penurunan harga cukup signifikan. Akibatnya, sebagian besar peternak kini diambang gulung tikar,” kata Iwan Kartiawan, seperti dilansir Pikira Rakyat, Sabtu (25/4/20).
Peternakan yang aktif produksi kini hanya menyisakan kurang dari 30 persen. Bahkan penghasil DOC atau pembibit hampir 90 persen sudah menstop produksi. Sementara harga bibit ayam potong per ekor mengalami penurunan hingga 400 persen. Begitu juga harga ayam potong di kandang harga jual saat ini hanya mencapai 9 hingga 13 ribu rupiah perkilogram.
Dia memastikan untuk harga pada pedagang di sejumlah Pasar di Kabupaten Sukabumi harga ayam potong relatif masih cukup stabil diangka 30 ribuan.
Dengan harga ayam yang terjun bebas sejumlah perusahaan pembibitan (DOC) mengurungkan telur-telurnya untuk dijadikan ayam, mereka memilih menjual telur calon bibit ke pasaran.
“Sebagian pembibit saat ini lebih menjual telor calon bibit untuk di konsumsi mengingat harga DOC sangat murah,” tukasnya.
Dengan anjloknya harga ayam potong saat ini, Iwan memprediksi dalam dua bulan kedepan harga daging ayam akan meroket.
“Dua bulan kedepan, unggas, telur dan daging ayam akan sulit dan kalaupun ada harganya akan mahal, karena sekarang pembibitan berhenti produksi,” katanya