hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Sejumlah Kerelawanan di Sektor Pendidikan

Mereka menyediakan waktu dan sumbangan tenaga tanpa hitung-hitungan untuk mencapai tujuan perkumpulan/organisasi.Mereka mendarmabaktikan diridemi kemanfaatan dan kemaslahatan umum.

DUNIA pendidikan (formal) terbelenggu banyak hal yang perlu dibenahi agar berkualitas baik. Salah satu permasalahan krusial yang sudah ada sejak lama yaitu terjadinya kesenjangan. Kesenjangan tersebut terutama bersumber dari tidak meratanya sarana dan prasarana penunjang proses belajar-mengajar.

Akibat kesenjangan tersebut, ribuan anak mengalami putus sekolah. Menurut data statistik Kemendikbudristek Indonesia, setidaknya 57.426 anak yang terdaftar sebagai anak putus sekolah pada jenjang SD, 51.190 anak putus sekolah pada jenjang SMP, dan 52.142 anak putus sekolah pada jenjang SMA. Kesenjangan pendidikan tidak hanya terjadi pada antardaerah atau antarprovinsi, bahkan juga terjadi di lingkungan daerah/kota yang sama.

Kesenjangan dalam dunia pendidikan indonesia merupakan cikal bakal komunitas kerelawanan pendidikan. Pihak=pihak yang peduli dan betempati berikhtiar (semampu mereka) agar seluruh anak-anak Indonesia mendapat pendidikan yang layak. Umumnya mereka melibatkan diri dalam format organisasi amal, organisasi sosial, dan komunitas relawan pendidikan.

Organisasi atau komunitas kerelawanan pendidikan tersebut memulainya dengan membuat program. Pelaksananya tentulah para sukarelawan. Di sinilah kata kuncinya, Relawan (volunteer) adalah mereka yang menyediakan waktu dan tenaga dengan sukacita untuk mencapai tujuan perkumpulan/organisasi. Yakni dengan mendarmabaktikan diri demi kemanfaatan dan kemaslahatan umum.

Visi-Misi kejar cita kesempatan pendidikan yang merata untuk semua anak Indonesia dan memperluas akses pendidikan berkualitas bagi anak Indonesia. Sebelum menjalankan tugasnya, sukarelawan akan mendapat pelatihan dan bimbingan terlebih dahulu dari organisasi atau komunitas yang bersangkutan. Nantinya, para sukarelawan akan menjalankan program organisasi atau komunitas pada daerah yang menjadi target pengembangan pendidikan.

Penentuan daerah yang menjadi target pengembangan pendidikan biasanya merupakan daerah yang termasuk wilayah 3T, yaitu Terdepan, Terluar, dan Tertinggal. Persebaran daerah yang dipilih sangat beragam, mulai dari wilayah barat Indonesia hingga wilayah timur Indonesia.

Akademi Berbagi (AkBer). Komunitas Akademi Berbagi atau AkBer lahir dari kegelisahan pendirinya, yaitu Ainun Chomsun, untuk belajar sebuah ilmu dengan praktisi secara langsung dan tidak perlu membayar mahal. Sebagaimana telah disinggung, saat ini kondisi masyarakat makin kompetitif sehingga banyak bidang keilmuan yang harus dipelajari. Akan tetapi, untuk mengakses ilmu tersebut tidaklah mudah dan membutuhkan biaya yang seringkali mahal

Akademi Berbagi atau AkBer percaya bahwa pendidikan adalah hak semua warga negara. Oleh karena itu, mereka berinisiatif membuat kelas belajar gratis dengan narasumber yerdiri dari pengajar, para praktisi, dan para ahli yang berkompetensi di berbagai bidang. Jadi, peserta kelas ini akan mendapat ilmu, pengalaman, serta wawasan para narasumber. Kegiatan Akademi Berbagi dapat dilihat pada laman berikut: http://akademiberbagi.org/.

Komunitas Jendela. Komunitas ini terbentuk dan berpusat di Kota Yogyakarta. Kini, Komunitas Jendela telah hadir di beberapa kota, seperti Jakarta, Bandung, Malang, Lampung, dan Jember. Komunitas Jendela hadir dari sukarelawan yang berasal dari berbagai latar belakang pekerjaan ataupun pendidikan dari berbagai daerah.

Komunitas Jendela berfokus pada segi pengembangan pendidikan anak, terutama dalam meningkatkan minat baca anak. Mereka memiliki berbagai macam program. Salah satunya, membangun perpustakaan di beberapa kota di Indonesia dan mengadakan workshop pendidikan. Sesuai dengan orientasi kerjanya, program prioritas mereka adalah mendirikan perpustakaan bagi anak-anak pengungsi letusan Gunung Merapi di Sleman, DIY, yang sudah terjadi beberapa kali.

Selain itu, mereka juga mengadakan kelas gratis bagi anak-anak kurang mampu. Kelas gratis ini diampu oleh para sukarelawan dan mengajarkan materi pelajaran sekolah kepada anak-anak tersebut. Kegiatan Komunitas Jendela dapat dilihat pada laman berikut: https://komunitasjendela.org/.

Indonesia Mengajar. Komunitas ini hadir dengan tujuan mendorong peningkatan kualitas pendidikan. Indonesia Mengajar menempatkan sukarelawan yang telah melalui beragam proses seleksi di berbagai daerah pelosok di Indonesia. Para sukarelawan terpilih bertugas untuk mengajar, mendidik, menginspirasi, dan menjadi jembatan bagi masyarakat tersebut dengan pusat-pusat kemajuan.

Organisasi atau komunitas kerelawanan ini akan memfasilitasi para sukarelawan untuk tinggal, hidup, dan belajar dari masyarakat setempat selama satu tahun. Untuk mengetahui kegiatan Indonesia Mengajar dapat dilihat pada laman berikut: https://indonesiamengajar.org/.

Komunitas 1001 Buku. Komunitas ini merupakan sebuah jaringan sukarelawan dan pengelola taman bacaan anak yang didirikan di Jakarta pada bulan Mei 2002. Organisasi nirlaba ini lahir dari rasa prihatin akan kurangnya ketersediaan akses bahan bacaan bagi anak-anak di Indonesia.

Sukarelawan yang tergabung dalam komunitas ini bertugas melakukan pengumpulan dan pendistribusian bahan bacaan anak dan saran pengembangan kreativitas anak dari masyarakat. Pada tahun 2006, Komunitas 1001 Buku resmi menjadi sebuah Yayasan.

Meski begitu, mereka tetap mengandalkan komunitas sukarelawannya sebagai roda penggerak kegiatan. Kini, ratusan taman bacaan anak di pelosok negeri telah tumbuh dan puluhan ribu buku bacaan telah dinikmati oleh anak-anak Indonesia. Adapun kegiatan Komunitas 1001 Buku dapat dilihat pada laman berikut: https://komunitas.1001buku.or.id/.

Save Street Child. Seperti namanya, organisasi atau komunitas Save Street Child hadir dari kekhawatiran sekelompok anak muda akan kondisi anak jalanan di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan kota-kota besar lainnya.

Organisasi ini berawal dari gerakan di media massa untuk mempersiapkan akses pendidikan bagi anak-anak jalanan agar dapat menjadi generasi penerus bangsa. Sehingga anak-anak jalanan dapat terhindar dari hal negatif. Kelas yang dihadirkan sangat beragam, mulai dari membaca, menulis, berhitung, hingga kesenian. Komunitas ini juga berkolaborasi dengan komunitas lainnya dalam bentuk bakti sosial ataupun kelas inspiratif. Kegiatan Save Street Child dapat dilihat pada laman berikut: https://www.instagram.com/savestreetchild/.

Skholatanpabatas. Komunitas ini adalah lembaga nonprofit swadaya masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan, kesehatan lingkungan, dan lingkungan hidup. Komunitas ini melibatkan anak muda sebagai pemberdaya sosial (social entrepreneurship) atau sukarelawan yang ingin melakukan perubahan lebih baik di sekitarnya

Komunitas ini memiliki beberapa kegiatan, yaitu Skhola Berbagi, Diplomat Skhola, Jejaring Anak Indonesia, Skholaografi, dan Cek Sekolah Ku. Skholatanpabatas sudah hadir di berbagai daerah di Indonesia, tepatnya di 34 titik yang tersebar di tujuh provinsi. Kegiatan Skholatanpabatas dapat dilihat pada laman berikut: https://skholatanpabatas.org/

Indonesia Bercerita. Komunitas ini lahir dari semangat sukarelawan untuk mendidik dengan cara berbagi cerita atau mendongeng. Mereka percaya bahwa melalui kegiatan bercerita atau mendongeng akan lebih mendidik bagi anak daripada hanya memberikan pelajaran dari tempat pendidikan formal seperti sekolah.

Selain mengadakan kelas bercerita, komunitas ini juga mengadakan workshop dan kelas pencerita. Tujuannya untuk melatih kemampuan bercerita dan membuat cerita, serta manfaatnya untuk berbagai tujuan. Komunitas ini juga memberikan bahan dongeng yang dapat diunduh secara gratis bagi anak-anak melalui media internet.●(Zian)

pasang iklan di sini