Berita  

Schneider Electric Dukung Industri Bersih RI

Peluang News, Jakarta-Pemerintah terus memperkuat fondasi transformasi industri nasional menuju visi Indonesia Emas 2045. Upaya strategis ini difokuskan melalui hilirisasi, digitalisasi ekonomi, dan transisi energi berkelanjutan.

“Guna mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029 sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo Subianto, salah satu langkahnya adalah meresmikan 37 proyek ketenagalistrikan dengan kapasitas lebih dari 3.200 megawatt,” ujar Direktur Jenderal Industri Logam, Mesin, Alat Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Kementerian Perindustrian, Setia Diarta, di Jakarta.

Menurutnya, pembangunan ini bukan sekadar proyek infrastruktur, melainkan bagian dari upaya memperkuat daya saing industri nasional melalui energi bersih.

Setia menambahkan, pemerintah juga sedang mendorong percepatan ekonomi digital dengan target nilai sebesar USD 120 miliar pada tahun 2025, dan diproyeksikan meningkat hingga USD 400 miliar pada tahun 2030. “Ini mencerminkan komitmen untuk menciptakan pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan, serta membuka peluang besar bagi sektor manufaktur dan teknologi nasional,” tegasnya.

Sebagai bagian dari target Net Zero Emission tahun 2060, pemerintah aktif mengembangkan pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) seperti tenaga surya, panas bumi, air, angin, dan bioenergi. “Kami mendorong industri pendukung EBT, termasuk produksi sel surya, baterai, panel kontrol, generator, turbin air, dan turbin angin. Kami juga berharap perusahaan seperti Schneider Electric dapat terus berkontribusi aktif,” jelas Setia.

Kementerian Perindustrian turut memberikan apresiasi kepada PT Schneider Electric Indonesia atas peresmian pabrik ketiga mereka di Cikarang. “Pembangunan ini bukan hanya memulai lini produksi, tapi juga menandai tekad menjadikan Indonesia pemain utama dalam industri manufaktur global,” ungkap Setia.

Ia menyebut, langkah tersebut merupakan momentum untuk mendorong inovasi dan membuktikan kemampuan SDM Indonesia bersaing di industri teknologi tinggi.

Dalam acara peresmian perluasan pabrik di Cikarang, turut hadir Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian Kemenperin, Solehan. Ia menekankan pentingnya penggunaan produk dalam negeri dalam proses produksi dan pengadaan komponen industri.

“Kami optimistis, peresmian ini akan mendorong lebih banyak investasi berkualitas dan memperkuat sinergi lintas sektor demi mewujudkan industri mandiri dan ekonomi hijau yang berdaya saing,” ujar Solehan.

President Director Schneider Electric Indonesia & Timor-Leste, Martin Setiawan, menyatakan bahwa ekspansi smart factory di Cikarang merupakan bentuk komitmen jangka panjang perusahaan. “Kami hadir mendukung agenda transformasi industri nasional dan ketahanan energi melalui teknologi hijau,” katanya.

Martin menambahkan, pabrik Cikarang mengimplementasikan teknologi EcoStruxure™, panel surya atap, kecerdasan buatan (AI), dan sistem digital Factory Acceptance Testing (FAT) untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi dampak lingkungan.

Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, menyambut baik kerja sama tersebut. Ia mengatakan bahwa Prancis dan Indonesia terus memperkuat kemitraan ekonomi bilateral. “Komitmen ini telah ditegaskan oleh Presiden Macron dan Presiden Prabowo dalam pertemuan 28 Mei 2025. Banyak perusahaan Prancis, termasuk Schneider Electric, berperan penting dalam mendukung pengembangan sektor industri dan teknologi Indonesia,” ucapnya.

Exit mobile version