SURABAYA—-Sarlita Zahra, hanya seorang pelajar Kelas V SDN Pakis 3 Surabaya. Di usia semuda itu dia mampu mengubah wajah tempat tinggalnya di Pakis Sutorejo menjadi kampung lidah buaya (aloe vera).
Sarlita memang aktivis komunitas Tunas Hijau. Dia tahu lidah buaya karena memiliki banyak fungsi selain untuk vitamin A,C dan E, Lidah buaya juga bisa untuk obat luka dan meluruhkan kuman dan bakteri.
Dara berusia 11 tahun ini kemudian menggagas produk sabun. Dia mengajak para tetanganya untuk mendukung pembuatan hasil olahan lidah buaya.
Dia mengaku terinspirasi dari sebuah kampung di Panceng Gresik. Warganya menyulap kampungnya dengan tanaman lidah buaya dan membuat sebuah produk.
“Saya coba kembangkan di Surabaya ternyata cukup bagus pertumbuhan tanamannya meski cuaca tergolong panas,”ujar Sarlita Jumat (21/8/20).
Zahra menginovasi olahan dari lidah buaya seperti makanan, minuman. Dia membuat sabun sAloe Vera dengan dua jenis pilihan, original dan sabun Aloe Vera dengan campuran lumpur lapindo.
“Kita jual sabunnya melalui daring dengan harga lima ribu lima ratus perbiji dan alhamdulillah peminatnya banyak bahkan sampai luar negeri seperti Timor Leste,” ungkap Sarlita.
Dia berharap lebih banyak warga terlibat membantu mengembangkan produk ini dan menambah penghasilan.