
PeluangNews, Bogor – Suasana di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Perumahan Dermaga Pratama, Desa Cibadak, Kecamatan Ciampea, Kabupaten Bogor, terasa berbeda pada Selasa siang (30/9). Di antara nisan yang berderet rapi, berdiri bangunan baru—sebuah fasilitas wudhu bersih dan nyaman yang dibangun Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI).
Bagi warga sekitar, kehadiran tempat wudhu ini adalah kabar baik. “Sebelumnya kami harus berwudhu di rumah sebelum ziarah,” ujar Budi Suyanto, tokoh masyarakat setempat. “Sekarang lebih mudah. Insya Allah jadi amal jariyah, karena manfaatnya besar bagi banyak orang.”
Program Sanitasi Makam (Sanikam) ini bukan proyek ekonomi, melainkan bentuk kepedulian sosial. Siti Juhaeriyah, Manajer Kopsyah BMI Cabang Ciampea, mengatakan bahwa Sanikam dihadirkan agar masyarakat bisa berziarah dengan lebih khusyuk dan bersih.
“Kami ingin memastikan masyarakat dapat beribadah dengan tenang, bahkan di tempat sesederhana makam,” tuturnya.
Menyalakan Nilai Bung Hatta
Di balik pembangunan kecil itu hidup kembali gagasan Bung Hatta, Bapak Koperasi Indonesia. Ia pernah menegaskan bahwa koperasi bukan sekadar persekutuan modal, tetapi persekutuan manusia—tempat solidaritas, tolong-menolong, dan tanggung jawab moral tumbuh bersama.
Apa yang dilakukan Kopsyah BMI di Ciampea adalah wujud nyata dari nilai itu. Koperasi hadir bukan hanya di pasar atau dunia simpan pinjam, tapi juga di ruang sunyi seperti makam—meneguhkan solidaritas yang sederhana namun luhur: air untuk bersuci dan ibadah yang layak.
Menjaga Martabat Ibadah
Presiden Direktur Koperasi BMI Grup, Kamaruddin Batubara, menegaskan pembangunan fasilitas wudhu ini adalah bagian dari menjaga aqidah dan martabat ibadah.
“Ziarah adalah ibadah, dan ibadah dimulai dengan wudhu,” ujar Kambara, sapaan akrabnya. “Solidaritas bukan sekadar program, tapi semangat yang kami rawat. Selama masih ada kebutuhan masyarakat yang belum terpenuhi, koperasi akan selalu hadir.”
Koperasi di Ruang yang Terlupakan
Sanikam juga menjawab kebutuhan nyata masyarakat. Di banyak tempat, fasilitas publik di area makam sering terabaikan. Padahal, pemakaman adalah ruang sosial yang menyatukan masyarakat dalam doa dan ingatan bersama.
Dengan membangun fasilitas wudhu, Kopsyah BMI tidak hanya memperbaiki infrastruktur, tapi juga memperkuat rasa kebersamaan warga dalam menjalankan ziarah.
Kehadiran koperasi di ruang kehidupan yang kerap terlupakan ini menegaskan bahwa solidaritas sejati bisa hadir dalam bentuk paling sederhana: air bersih, tempat wudhu, dan niat tulus untuk melayani.
Gotong Royong yang Tak Pernah Padam
Bagi Kopsyah BMI, Sanikam adalah bagian dari perjalanan panjang menjaga semangat gotong royong. Dari ambulans gratis, hibah rumah siap huni, hingga sanitasi makam—semua lahir dari keyakinan bahwa koperasi bukan hanya mesin ekonomi, melainkan gerakan moral.
“Solidaritas adalah napas koperasi,” tegas Kambara. “Kami ingin menunjukkan bahwa koperasi hadir untuk kesejahteraan lahir dan batin masyarakat.” (RO/Aji)
Baca Juga:Kopsyah BMI Siapkan MCK Gratis untuk Masjid Al Hikmah, Subang