DUA dekade reformasi yang gegap gempita itu berlalu sudah. Apa saja hasilnya? Menjadi lebih baikkan Indonesia? Menjadi lebih sejahterakah rakyat yang kini berjumpah 265 juta? Beberapa refleksi kritis menunjukkan hasil yang jauh panggang dari api. Pasca 20 tahun reformasi di Indonesia masih menyisahkan beberapa persoalan, ujar Ketua MPR, Zulkifli Hasan.
Dia menyoroti persoalan demokrasi hingga kesenjangan dan ketimpangan yang dianggap luar biasa. Dalam bidang politik, bangsa ini seolah-olah terbelah. Masyarakat Indonesia terbagi dua bagian dalam kehidupan, pro dan kontra rezim.
Praktik ekonomi Indonesia sekarang ini menganut mazhab yang sangat liberalis, sangat kapitalis. Persaingan terjadi sangat bebas, sehingga perlu segera diatur.
Padahal, ekonomi kita semestinya berjalan dalam kesetaraan dan keadilan. Situasi tak sehat yang sangat liberalis kapitalis persaingan ini, kata Zul, harus diatur dengan benar. Ketua MPR memang bukan ekonom. Untuk kiat dan rumus pengaturan yang dimaksud, kita punya banyak ekonom andal. Sebut saja Kwik Kian Gie, Rizal Ramli, Faisal Bari, Fuad Bawazier, Revrisond Baswir. Moga ada keseriusan menjawab masalah serius yang menyangkut hajat hidup orang banyak ini.
Herry Achmady
Bogor, Jawa Barat